Rabu, 03 Juni 2015

Tata Letak (Layout)
       
      Usaha menyusun, menata dan memadukan unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, warna dan lain-lain) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik, persuasif, menarik, dan mendukung pencapaian tujuan secara cepat dan tepat dikenal dengan istilah tata letak.





A. Komposisi Tata Letak

    Komposisi (composition) adalah usaha untuk mendapatkan keseimbangan bentuk dalam mengorganisasikan unsur-unsur terpenting dalam penciptaan karya seni dan atau media komunikasi grafis yang harmonis, komunikatif, dan persuasif.

B. Kaidah-kaidah Komposisi

1. Keseimbangan (balance)
 
2. Irama atau Ritme
 
3. Kesatuan (unity)
 4. Pusat perhatian (focus of interest)

 5. Kontras (contrast)


 
1. Prinsip Tata Letak
Dalam desain diketahui ada 5 (lima) prinsip utama seperti yang dikatakan oleh Tom Lincy dalam bukunya “Design Principle for Desktop Publishing”. Lima prinsip tersebut adalah:
  • Proporsi (proportion)
  • Keseimbangan (balancing)
  • Kontras (contrast)
  • Irama (rhythm)
  • Kesatuan (unity)
Namun menurut Robin Williams dalam bukunya “The Non Designer’s Design Book”, prinsip tersebut disingkat menjadi 4 (empat), yaitu:
  • Kontras (contrast)
  • Perulangan (repetition)
  • Peletakan (aligment)
  • Kesatuan atau fokus (proximity)

1.1.  Proporsi (proportion)       
Dalam tata perwajahan, proporsi adalah kesesuaian antara ukuran halaman dengan isinya, dikenal dengan ukuran kertas dan bidang kerjanya. Lebih dari 15 abad yang lalu, ditemukan lembaran-lembaran naskah yang ditulis pada kulit domba (Vellum) dan dilipat-lipat sesuai ukuran huruf yang dipakai kemudian disambung membentuk sebuah codex.
Codex sendiri adalah bentuk awal dari buku yang susunannya dilipat-lipat (bukan digulung seperti prasasti jaman majapahit). Namun pada abad ke-4 ditemukan sebuah codex yang dinamai “codex sinaitus” yang tidak tersambung melainkan dijahit di pinggir dalam bentuk buku seperti yang dikenal sekarang.

1.2.    Keseimbangan (balancing)
Keseimbangan adalah pengaturan penempatan elemen-elemen yang ada dalam sebuah halaman (page). Ada dua macam keseimbangan, yaitu keseimbangan formal/simetris dan kesimbangan informal/tidak simetris.
Keseimbangan formal biasanya digunakan untuk menata letak elemen grafis agar terkesan rapi dan formal. Keseimbangan juga sering digunakan dalam karya publikasi untuk memberi kesan dapat dipercaya dapat diandalkan dan memberi kesan aman. Sedangkan keseimbangan tidak formal sering digunakan oleh kalangan muda untuk menggambarkan dinamika, energi dan pesan yang bersifat tidak formal. Penerapan prinsip itu berhubungan dengan prinsip lainnya, yakni kesatuan dan harmoni. Seimbang bukan berarti sama besar, tetapi lebih mengacu kepada tampilan yang bobot nilai artistiknya sama.

1.3. Kontras (focus)
Untuk menampilkan sebuah titik perhatian perlu dibuat sebuah kontras terhadap elemen yang menarik perhatian dalam tata letak sebuah rancangan halaman. Jika semua elemen memiliki nilai yang sama menonjolnya pada tata letak halaman, maka semua elemen di halaman tersebut akan terlihat saling berebut untuk menarik perhatian dan akhirnya tampilan halaman akan menjadi monoton.

1.4. Irama (rhythm)
Irama sebenarnya bermakna sama dengan repetition atau pola perulangan yang menimbulkan irama untuk diikuti. Dalam merancang tata letak sebuah majalah, perlu diawali dengan membuat beberapa pola dasar yang disebut master pages. Dari master pages inilah dibuat sebuah irama yang akan menjadi ciri khas dari rancangan halaman yang dibuat.

1.5. Kesatuan (Unity)
Kesatuan dimaksudkan untuk membuat kontras yang mudah ditangkap oleh pembaca terhadap elemen-elemen yang ditata seperti yang ditulis oleh Gerald A. Silver, dalam bukunya Graphic Layout and Design. Penerapan prinsip kesatuan dalam desain grafis juga harus memperhatikan karakteristik dan fungsi setiap elemen.
Hubungan antara elemen-elemen desain yang sebelumnya berdiri sendiri serta memiliki ciri sendiri disatukan dalam satu komposisi yang baru sehingga memiliki fungsi baru yang utuh. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan kesatuan, misalnya dengan mendekatkan elemen-elemen yang dipakai sehingga berdampingan (side by side) atau bersinggungan (in contact each other).

2. Gaya Tata Letak
Keterangan pada buku “Pengantar Desain Komunikasi Visual“ oleh Adi Kusrianto, menceritakan dasar bangunan bidang-bidang atau blok dalam suatu halaman cetak secara umum dapat dibagi menjadi empat elemen, yaitu kepala berita (headlines), teks/naskah, gambar dan bidang kosong (bidang yang tidak berisi tiga elemen yang lain). Walaupun warna unsur yang penting tetapi tidak termasuk elemen dasar. Pengaturan keempat elemen dasar tersebut dapat mengekspresikan berbagai gaya (style) sesuai sasaran dan keinginan publik yang akan menerimanya.

3. Perwajahan
Perwajahan atau tata letak adalah, penataan unsur-unsur desain grafis dalam sebuah media sehingga secara keseluruhan menjadi tampil lebih menarik dengan komposisi yang seimbang.
Sama seperti semua media cetak, Koran juga memiliki perwajahan atau tata letaknya sendiri. Seperti juga perwajahan pada media cetak lainnya, pada koran perwajahan juga dimaksudkan untuk alat bersaing saat dijajarkan di etalase bersama dengan media cetak yang lain karena halaman awal adalah bagian pertama yang dilihat oleh konsumen. Selain itu, dari halaman awal calon konsumen juga dapat melihat sekilas pesan yang ingin disampaikan oleh redaksi. Dengan cara ini juga redaksi akan dapat membentuk karakter dari media yang diwakilinya sehingga mudah untuk dikenali oleh pembacanya.

4. Tipografi PadaTata Letak Artikel   
Pada koran maupun majalah terdapat pengelompokan halaman dan pembagian dalam naskah. Pada umumnya, pembagian pada naskah terdiri dari:
  • Judul buku/nama majalah/nama koran.
  • Headline atau kepala berita atau judul artikel bisa juga judul bab.
  • Subhead atau judul-judul bahasan dan subbahasan.

4.1. Naskah Pada Tata Letak Artikel 
Naskah merupakan elemen layout yang memberikan informasi terhadap topik bacaan. Ada beberapa bagian dalam naskah, antara lain:

4.1.1. Margin        
Margin batas-batas yang menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan diisi dengan elemen-elemen desain dan mencegah elemen-elemen desain tidak terlalu jauh kepinggir halaman, karena hal tersebut sangat berisiko terpotongnya elemen desain pada saat pencetakan. Beberapa jenis margin yang perlu diperhatikan pada suatu halaman adalah:
A. Margin Pada Halaman Tunggal
Membuat ukuran area untuk ditata pada satu halaman (page) atau satu muka. Jarak margin yang sama di tiap sisi halamannya akan memberi kesan kaku dan konservatif, sedangkan jarak pada margin tidak sama ditiap sisi halamannya akan memberikan kesan dinamis dan tidak terlalu kaku. Semua ukuran pada margin disesuaikan dengan kebutuhan dan konsep desainnya.
B. Margin Pada Dua Halaman Terbuka
Membuat ukuran area untuk ditata pada dua halaman (double page/spread) atau dua muka. Ada beberapa istilah margin yang sering dijumpai dan digunakan dalam menata halaman, salah satunya adalah margin simetris yaitu halaman sebelah kanan merupakan cerminan dari halaman kiri.
Dengan menggunakan margin simetris yang telah diatur area tata letaknya walau dicetak dengan halaman yang sangat banyak atau tebal ketika dijilid dapat mencegah tertekuknya elemen-elemen desain saat dibuka dan dibaca (aman dan bebas dari ketidakterbacaan).
Penggunaan margin simetris juga bertujuan untuk memvisualkan beberapa ilustrasi dan informasi yang terpisah halaman dari area dua halaman terbuka namun masih satu judul dari sebuah artikel yang sama khususnya untuk dua halaman terbuka (double page) bertujuan memperjelas suatu pesan dan informasi yang ingin disampaikan secara terpisah namun menyeluruh.
Banyak pula dijumpai pada artikel majalah dalam memvisualisasikan satu ilustrasi penuh (full image) pada dua halaman terbuka (spread page) bertujuan menampilkan ilustrasi secara keseluruhan dengan mengedepankan nilai-nilai karakteristik, keindahan dan estetika serta didukung informasi yang singkat dan jelas.

4.1.2. Grid 
Grid adalah alat bantu yang mempermudah dalam meletakan elemen-elemen desain dengan mempertahankan konsistensi dan kesatuan tata letak, khususnya pada desain yang mempunyai beberapa halaman. Untuk membuat grid perlu membagi halaman menjadi beberapa kolom dengan garis-garis vertikal dan horisontal.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang sebuah grid yaitu berapa ukuran dan bentuk bidangnya, bagaimana konsep dan gaya (style) desainnya, berapa besar ukuran huruf (font) yang akan digunakan juga berapa banyak isi/informasi yang ingin dicantumkan dan sebagainya. Pemakain grid yang sering digunakan adalah sistem grid vertikal yaitu 2, 3, dan 4 kolom dalam mengeksplorasikan sebuah layout sedangkan grid horizontal digunakan untuk menjaga konsistensi pada penempatan  elemen-elemen area layout. Dengan menggunakan sistem grid, layout dapat lebih terstruktur dan kelihatan rapi.

4.1.3. Huruf (Font)         
Pemilihan jenis huruf sangat menentukan suatu karakter atau mewakili konsep dari apa yang sudah ditulisnya. Meski begitu dalam pemilihan huruf (font) harus diperhatikan karakter produk yang akan ditonjolkan sebagai daya tarik. Jenisjenis huruf (font) meski begitu banyak tetapi tetap dalam kategori sebagai berikut:
  1. Huruf Tanpa Kait (Sant Serif): tidak memiliki kait (hook), hanya batang dan tangkainya saja. Contoh: Arial, Tahoma, Century.
  2. Huruf Berkait (Serif): memiliki kait (hook) pada ujungnya. Contoh: Times New Roman, Garamond.
  3. Huruf Tulis (Script) : Setiap hurufnya saling terkait seperti tulisan tangan. Contoh : Brushscript, Mistral, Shelley.
  4. Huruf Dekoratif : Setiap huruf dibuat secara detail, kompleks dan rumit. Contoh : Augusburger Initial, Curiz MT, dan lain-lain.        
Dalam sebuah desain perlu penekanan dan urutan (hirarki) dalam pembacaan teks. Tidak semua teks harus menonjol, sehingga dalam penggunaan teks bisa di pergunakan sebagai daya tarik salah satunya dipakai pada judul (headline), subjudul (subhead), dan naskah/artikel (bodytext), dan lain-lain.

4.1.4. Judul Artikel (Headline
Judul artikel (headline) adalah unsur yang memegang peranan penting, besar, singkat, dan padat. Judul artikel itulah yang diharapkan akan dibaca pertama kali serta akan melekat dalam ingatan pembacanya. Selain itu, judul artikel berguna untuk memancing agar pembaca melanjutkan membaca teks berikutnya secara detail.
Judul artikel yang berfungsi mengantarkan pandangan mata pembaca menuju teks pada artikel yang disajikan. Jika judul artikel tidak menarik, mungkin teks naskah tersebut tidak akan pernah dibaca orang. Itulah sebenarnya tugas dari seorang desainer, yakni mencuri perhatian pembaca agar bersedia membaca teks dalam artikel tersebut. Bunyi judul harus lebih berkesan dan menggelitik. Ada teknik pemilihan kata yang bisa menggelitik perhatian orang untuk menyampaikan maksud dan pesan, teknik lain di luar desain adalah copy writing.
  > Memformat Judul Artikel (Headline)
  • Cara termudah untuk memformat judul artikel adalah dengan memformat huruf pertama pada setiap kata menjadi huruf kapital, sedangkan huruf berikutnya adalah huruf biasa. Susunan seperti itu memudahkan orang untuk membacanya.
  • Penggunaan huruf kapital pada seluruh judul artikel akan kelihatan konservatif/kaku, selain juga lebih sulit dibaca.
  • Apabila judul artikel membentang di atas beberapa kolom, usahakan agar bisa penuh hingga akhir lebar kolom tersebut. Hal itu akan membantu pembaca untuk memahami dengan mudah bahwa kolom-kolom tersebut berisi satu artikel yang sama.
  • Jika judul artikel terdiri lebih dari satu baris, jangan memotong suatu kosakata atau ungkapan yang mungkin akan menyebabkan kesalahan persepsi yang fatal bagi pembaca yang hanya membaca sekilas.
  • Jika beberapa judul artikel (headlines) terletak dalam satu baris pada sebuah halaman, harus dilakukan pengaturan supaya pembaca tidak keliru membaca baris judul artikel dengan judul artikel di sebelahnya.
    Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan agar terhindar dari hal tersebut:
  • Membuat garis sebagai pemisah untuk membatasi suatu artikel lain.
  • Membuat perbedaan dengan cara ketebalan teks maupun pewarnaannya.
  • Memasang gambar sebagai pemisah antara judul artikel pertama dan kedua.
  • Jangan menggunakan titik di belakang judul artikel (headline) karena keberadaan titik biasanya ditempatkan pada akhir bodytext.
  • Judul artikel (headline) bisa dibuat dengan tiga hingga empat point lebih besar dibandingkan bodytext. Selain itu, digunakan style bold.

4.1.5.  Judul Bahasan/Subjudul (Subhead)    
Subjudul berfungsi sebagai judul dari satu topik atau pokok pikiran yang sama dan subjudul banyak ditemukan dengan ditandai garis dan warna, bahkan untuk satu subjudul bisa terdiri dari beberapa paragraf.
> Memformat Subjudul (Subhead)
  • Subjudul dibuat untuk menandai bagian level bahasan (yang berarti bagian yang lebih datail) dari suatu topik yang lebih rendah. Aturan yang berlaku pada judul artikel juga berlaku pada subjudul.
  • Ingatlah bahwa subjudul dan teks di bawahnya merupakan satu kesatuan unit. Oleh karena itu, berikan jarak cukup jauh (setidaknya dua kali lipat jarak dari paragraph dibawahnya) antara subjudul dengan teks sebelumnya yang berfungsi memisahkan unit sebelumnya.

4.1.6. Deck
Deck adalah gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan di artikel/naskah (bodytext). Letaknya bervariasi, tetapi biasanya antara judul dan naskah (bodytext).
Fungsi deck berbeda dengan judul, yaitu sebagai pengantar sebelum orang membaca bodytext, karena itu perbedaan fungsi ini harus ditangkap oleh pembaca dengan jelas, antara lain dapat dicapai melalui:
  1. Ukuran hurufnya rata-rata lebih kecil dari judul, tapi tidak sekecil bodytext,
  2. Jenis huruf yang dipakai deck dapat juga dibedakan dengan huruf yang dipakai untuk judul, tetapi dapat digunakan dengan jenis huruf yang masih satu keluarga.
  3. Warna pada huruf deck dapat dibedakan dengan judul dan bodytext.  
Ada atau tidaknya deck dan penataan letaknya dipengaruhi oleh luas area halaman yang tersedia dan panjang-pendeknya artikel. Bila area yang tersedia sangat terbatas dan naskahnya cukup panjang, deck bisa saja ditiadakan. Deck sering kali disalah-artikan dengan subjudul.

4.1.7. Artikel/Naskah (Bodytext)         
Artikel (bodytext) adalah isi/naskah/artikel merupakan elemen layout yang paling banyak memberikan informasi terhadap topik bacaan tersebut. Keberhasilan suatu naskah ditentukan oleh beberapa hal, antara lain: didukung judul dan deck yang menarik sehingga menggugah pembaca meneruskan keingintahuannya akan informasi yang lengkap dengan gaya penulisan naskah yang menarik.
  • Artikel (bodytext) merupakan salah satu elemen layout terpenting yang memberikan segala informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan peranan tipografi dalam memilih jenis huruf dan ukurannya termasuk jarak antar huruf, jarak antar kata, jarak antar baris dan lebar paragraf.
  • Letter spacing adalah jarak antar huruf/karakter, sedangkan istilah kerning adalah pengaturan ruang/jarak antara karakter yang satu dan yang lain dengan tujuan untuk meningkatkan keterbacaan.
  • Word spacing adalah jarak antar kata. Word spacing sebaiknya mengikuti letter spacing, semakin lebar letter spacing, semakin lebar pula pula word spacingnya. Word spacing harus diatur untuk menghindari terjadinya river. River adalah efek seperti aliran sungai, yang terjadi pada paragraf yang rata kiri kanan (justified) dengan lebar baris yang sempit dan dapat mengganggu kenyamanan membaca.
  • Leading adalah jarak antar baris, pengukuran jarak antar baris (leading) dihitung dengan menggunakan satuan point.
  • Lebar paragraf merupakan faktor yang menentukan dalam kenyamanan membaca naskah. Baris yang terlalu panjang akan melelahkan mata dan menyulitkan pembaca menemukan baris berikutnya. Lebar paragraf ditentukan oleh ukuran huruf, untuk ukuran huruf yang kecil bisa digunakan dalam ukuran lebar paragraph yang sempit, sebaliknya bila menggunakan ukuran huruf yang lebih besar maka lebar paragrafnya harus ditambah.
Ada berbagai macam cara untuk menandakan antarparagraf diantaranya adalah initial caps, indent, lead line dan spasi antarparagraf.
  • Initial caps adalah huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama pada paragraf. Banyak ditemukan adanya jenis huruf yang bersifat estetis untuk dijadikan satu initial caps yang terdapat didalam suatu naskah dan sekaligus berfungsi sebagai penyeimbang komposisi dalam suatu layout. Untuk menggunakan jenis gaya, ukuran dan posisi yang tidak biasa pada initial caps adalah sah-sah saja, namun sebaliknya apakah akan membuat orang sulit membacanya, sebaiknya penerapan initial caps untuk tidak terlalu ekstrim sehingga dapat mengoptimalkan fungsinya.
  • Indent adalah baris pertama paragraf menjorok masuk kedalam. Sedangkan hanging indent adalah kebalikannya; baris pertama tetap pada posisi sedangkan baris-baris dibawahnya menjorok masuk kedalam.
  • Lead line adalah beberapa kata pertama atau seluruh kata di baris paling awal pada tiap paragraf, yang dibedakan atribut hurufnya. Atribut yang bisa dibedakan antara lain adalah jenis huruf, style, ukuran, ataupun letter spacingnya yang berfungsi sebagai penanda antar paragraf lainnya supaya mudah terlihat/terfokus pada paragraf selanjutnya.
  • Spasi antarparagraf adalah untuk membedakan paragraf yang satu dengan yang lainnya dengan diberi spasi.

4.1.8. Keterangan/Informasi Singkat (Caption)      
Keterangan singkat sebagai informasi yang menyertai elemen visual ataupun gambar (image). Caption biasanya dicetak dengan ukuran huruf (font) yang kecil dan dibedakan gaya atau jenis hurufnya dengan artikel (bodytext) dan elemen teks lainnya. Bila terdapat satu elemen visual (image) yang harus diterangkan berarti sederhananya hanya memerlukan satu informasi (caption). Apabila elemen visual (image) lebih dari satu visual maka desain caption dapat berbagai cara:
  1. Informasi (caption) yang saling terpisah letaknya karena tidak berada dekat dengan elemen visualnya, biasanya di sertai dengan simbol atau tanda panah yang mengarah pada elemen visualnya.
  2. Informasi (caption) yang dijadikan satu dan merujuk ke dalam elemen visualnya masing-masing adalah dengan cara menggunakan petunjuk yang mengarah (kiri, kanan, atas, bawah). Biasanya ditandai dengan tanda panah atau angka (angka yang sama yang terdapat pada elemen visualnya masing-masing). Dapat pula kesamaan warna pada huruf yang mencirikan sebuah informasi (caption) agar bisa dibedakan dengan elemen layout lainnya yang bertujuan untuk mengarahkan.

4.2. Pendukung Elemen Naskah Dalam Layout Artikel Majalah         
Elemen naskah dalam layout bisa bermanfaat dan bisa dipergunakan untuk membantu pembaca dalam menjelaskan, memahami maksud dan tujuan redaksi maupun penulisan secara rinci adalah sebagai berikut:

4.2.1. Keterangan Penulis (Writer’s Credit/Credit Line)    
Berisi nama penulis, terkadang disertai dengan jabatan atau keterangan lainnya yang letak penempatannya sebelum artikel (bodytext) dan ada juga yang diletakan di akhir naskah.

4.2.2. Kutipan/Cuplikan Tulisan (Pull Quotes/Liftouts)   
Kutipan tulisan atau cuplikan dari perkataan seseorang dalam kalimat singkat yang mengandung informasi penting yang ingin ditekankan atau disampaikan. Terkadang sebagian dari isi naskah (bodytext) yang dianggap sebagai pokok pikiran akan dijadikan pull quotes. Sering kali ditemui adanya pull quotes dengan simbol tanda petik (”) sebagai pembuka dan penutup dari sebuah naskah yang dianggap penting dan ada juga diberi box atau diberi warna agar keberadaannya dapat dibedakan dengan elemen layout lainnya.

4.2.3. Callouts     
Pada dasarnya sama dengan caption, namun kebanyakan callouts menyertai elemen visual yang memiliki lebih dari satu keterangan, misalnya pada  diagram.
Callouts memiliki tanda atau simbol yang mengarah atau garis-garis yang menghubungkannya dengan bagian-bagian dari elemen visualnya.

4.2.4. Kickers (Eyebrows)        
Adalah satu atau beberapa kata pendek yang terletak di atas judul. Berfungsi untuk memudahkan pembaca menemukan topik yang diinginkan dan mengingatkan lokasinya saat membaca artikel tersebut karena desain kickers tidak hanya dengan menggunakan sebuah tulisan namun juga memakai unsur lain seperti warna atau gambar. Perbedaan kickers dengan running head, adalah kickers tidak berulang-ulang ada disetiap halaman.

4.2.5. Header dan Footer          
Header adalah area diantara sisi atas kertas pada margin atas. Footer adalah area diantara sisi bawah kertas dan margin bawah. Penempatan header dan footer bisa berisi running head, catatan kaki, nomor halaman dan informasi lainnya.

4.2.6. Running Head (Running Title) 
Judul buku, bab/topik, nama pengarang dan informasi lainnya yang berulang-ulang ada pada tiap halaman dan posisisnya tidak berubah.

4.2.7. Catatan Kaki (Footnote)
Catatan kaki berisi detail informasi dari sebagaian tulisan tertentu di dalam naskah. Informasi tersebut bisa berupa referensi dari bahan acuan tulisan, rekomendasi bacaan lanjutan dan lain-lain. Sesuai namanya catatan kaki letaknya di footer.

4.2.8. Nomor Halaman (Page Number)         
Untuk materi publikasi yang memiliki lebih dari 8 halaman dan memuat banyak topik yang berbeda, sebaiknya menggunakan nomor halaman untuk memudahkan pembaca mengingat lokasi artikel.

4.2.9. Jumps (Jumplines)         
Untuk artikel yang panjang atau halaman yang terbatas perlu membuat sambungannya dihalaman lain. Untuk itu diperlukan teks singkat yang  dapat menginformasikan kepada pembaca. Jumps biasanya tertulis “bersambung ke halaman ...” sedangkan dihalaman sambungannya berbunyi “sambungan dari halaman ...”. sambungan ini disebut dengan Continuation Lines.

4.2.10. Signature (Mandatories)         
Berisikan mengenai informasi atau keterangan yang menyangkut daftar alamat, nomor telepon dan orang yang bisa dihubungi atau informasi  ainnya. Bila menyangkut sebuah acara (event), biasanya disertakan logo- logo penyelenggara, partner dan sponsor. Bahkan pada bagian ini dimuat dalam iklan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap isi iklan. Jika ada pertanyaan maupun komplain sehubungan dengan materi iklan maupun produk yang di iklankan.

4.2.11. Redaksional (Masthead)         
Berisikan informasi tentang penerbitannya seperti nama-nama staf, kontributor, promosi, sirkulasi, cara berlangganan, alamat dan logo penerbit yang terletak pada area halaman tertentu. Masthead biasanya letaknya berdekatan dengan kata pengantar dari sebuah redaksi pada posisi halaman kedua, ketiga atau lebih dan telah mengalami perluasan arti yang sering disamakan artinya dengan nameplate.

4.2.12. Sangkalan Tertentu (Disclaimer)      
Disclaimer adalah sangkalan atau penolakan tertentu untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan. Contohnya adalah isi di luar tanggung jawab percetakan, selama persediaan masih ada, Bank dapat mengubah suku bunga sewaktu-waktu, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, harga dapat berubah sewaktu-waktu, dan sebagainya.

4.3. Klasifikasi Ilustrasi (Image) Dalam Layout Artikel Majalah
Peranan elemen visual atau ilustrasi didalam tipografi merupakan elemen penting untuk memberikan sebuah penjelasan maupun fakta guna memperkuat pesan yang ingin disampaikan dan sebagai daya tarik visual pada isi halaman. Secara bersamaan ilustrasi atau elemen-elemen visual dapat memancing reaksi secara emosional untuk berbagai sensasi, menimbulkan persepsi, memberikan sugesti bahkan memperkaya imajinasi. Pada tiap elemen layout yang terlihat, baik berupa teks maupun ilustrasi harus saling bekerja sama satu sama lain untuk membangun sebuah layout dengan sebuah tujuan dan pesan dari konsep yang dibawanya.

4.3.1. Foto
Media yang memberikan kemampuan dan kredibilitasnya untuk mendapatkan kesan yang ‘dapat dipercaya’ dari kekuatan fotografi. Media masa selalu berusaha untuk menampilkan berita-berita dan informasi seaktual dan seakurat mungkin yang didukung dengan fotografi sebagai acuan untuk dijadikan pembuktian.

4.3.2. Artworks   
Segala jenis karya seni berupa ilustrasi melalui proses gambar tangan (hand drawing) dengan teknik sketsa (sketching) maupun drawing dan sebagainya dengan menggunakan alat seperti pinsil, airbrush, kuas, cat, spidol, dan lain-lain. Beberapa pilihan teknik memvisualisasikan sebuah elemen yang belum tentu teknik fotografi sebuah solusi yang diperlukan dalam menyajikan sebuah visual dengan kebutuhan dan situasi tertentu. Artworks menjadi pilihan yang bisa diandalkan bila diperlukan.
A. Sketching           
Proses pembuatan bentuk atau pencarian bentuk dengan menggunakan garis-garis yang lebih dari satu garis atau goresan-goresan kasar yang belum pasti untuk mencapai terciptanya bentuk visual. Proses pengerjaannya dilakukan dengan teknik goresan tipis seperti pinsil, kuas dan sebagainya.
B. Drawing  
Ilmu menggambar (Drawing) yang perlu dipelajari dan dipahami oleh desainer. Drawing memindahkan suatu objek baik berupa objek (dalam bentuk fisik maupun foto) yang secara langsung bisa dilihat oleh mata, maupun yang ada dalam pikiran maupun imajinasi melalui berbagai media tertentu dengan menggunakan tangan. Oleh karena itu dengan adanya visual/gambar maka desainer berusaha menyampaikan sebuah ide dan maksud yang ada dalam pemikirannya.
Secara umum, menggambar dapat dilakukan dengan berbagai macam alat dan teknik melalui coretan atau goresan di suatu permukaan dengan menekankan alat pada permukaan tersebut. Alat yang umum dipakai adalah pinsil, pena dan tinta, kuas dan tinta, pinsil berwarna, krayon, arang (dikenal dengan pensil konte), dan spidol.

4.3.3. Komputer Grafis (Computer Graphics)         
Menggunakan komputer dalam grafika dikenal dua jenis grafis, yaitu raster atau bitmap dan vektor. Raster yang terdiri dari picture element yang disingkat pixel, yaitu berupa titik-titik yang membentuk sebuah gambar, sedangkan vektor adalah titik dan garis yang membentuk line drawing yang dibuat menggunakan perhitungan secara matematis. Vektor dapat membuat gambar tetap jelas (focus) jika diperbesar ukurannya, walaupun dengan file yang ukurannya lebih kecil.

4.4. Dominasi Pada Ilustrasi
Sebuah perwajahan harus memiliki daya pikat yang kuat, hal ini bisa didapat dengan membuat dominasi pada elemen-elemen yang digunakan.

4.4.1. Dominasi Pada Ukuran 
Sebuah elemen grafis yang memiliki ukuran berbeda dapat menjadi dominan atau mendapatkan perhatian dari khalayak, terutama jika ukurannya lebih besar daripada elemen lainnya.

4.4.2. Dominasi Pada Warna   
Bila melihat suatu karya grafis secara keseluruhan adalah bidang warna, karena bidang itu membentuk arti serta estetika keindahan. Dominasi pada warna tertentu lebih memudahkan dalam mengarahkan pandangan dan konsentrasi saat mencerna karya tersebut.

4.4.3. Dominasi Pada Letak atau Penempatan       
Keberhasilan sebuah karya grafis dan elemennya tidak dapat dilepaskan dari lingkungan dimana karya tersebut berada. Hati-hati dalam meletakan sebuah elemen visual agar dapat berperan dan berpengaruh.

4.5. Klasifikasi Elemen Grafis Dalam Layout Artikel Majalah     
Peranan elemen visual atau ilustrasi di dalam tipografi merupakan hal penting untuk memberikan sebuah penjelasan maupun fakta guna memperkuat pesan yang ingin disampaikan dan sebagai daya tarik visual pada isi halaman.

4.5.1. Garis           
Merupakan elemen desain yang dapat menciptakan kesan estetis dan mempunyai sifat yang fungsioanal dalam membagi suatu area bidang halaman, penyeimbang berat dan sebagai elemen pengikat suatu desain agar terjaga kesatuannya.

4.5.2. Border        
Border artinya garis tepi atau pembatas. Kadang kita bisa memakai ornamen, dekoratif dan elemen grafis tertentu sebagai border. Semua unsur tesebut tidak selalu harus ada dalam sebuah layout. Unsur-unsur tersebut ditampilkan sesuai dengan kebutuhan.

4.5.3. Kotak (Box)           
Box artinya kotak digunakan untuk setiap informasi tambahan baik itu teks maupun visual yang diberikan kotak (box) supaya terlihat lebih rapi dan dapat dibedakan dengan jelas oleh pembaca. Semua unsur tesebut tidak selalu harus ada dalam sebuah layout. Unsur-unsur tersebut bila ditampilkan disesuaikan dengan kebutuhan.

4.5.4. Informational Graphics (Infographics)          
Merupakan fakta-fakta dan data-data statistik hasil dari sebuah survei dan penelitian yang divisualkan dalam bentuk grafik (chart), tabel, diagram, bagan peta dan lain-lain.

4.5.5. Inset (Inline Graphics)    
Elemen visual berukuran kecil yang penempatannya di dalam elemen  visual yang lebih besar dan berfungsi memberikan informasi pendukung bahkan disertai dengan infomasi singkat (caption) maupun callouts. Elemen Inset membantu dalam memperbesar sebuah gambar (zoom) untuk menunjukkan detail pada sebuah gambar.

4.5.6. Point (Bullets)      
Suatu daftar (list) yang mempunyai beberapa baris berurutan kebawah, biasanya di depan tiap barisnya diberi tanda simbol, tanda baca atau ornamenornamen seperti dingbats yang bisa diperoleh dari huruf (font).

4.5.7.  Ruang (Space)    
Dengan ruang, akan dapat merasakan jauh-dekat, tinggi-rendah,  panjang-pendek, kosong-padat, besar-kecil dan lain-lain. Ukuran tersebut sifatnya relatif, besar menurut pengamatan sendiri belum tentu sama dengan besar menurut orang lain. Ukuran-ukuran tersebut muncul karena ada pembanding.
Dalam desain grafis perancangan tata letak memerlukan ruang untuk menempatkan komponen grafis seperti gambar, teks, dan elemen lain akan tetapi tidak sampai menghabiskan ruang desain. Dengan demikian ruang kosong bukan berarti ruang yang tidak bermanfaat atau ruang yang harus diisi. Justru ruang kosong adalah komponen desain grafis,  dan dengan memanfaatkan ruang tersebut rancangan terlihat lebih fokus sehingga lebih komunikatif dan menarik.

sumber :
http://tombaksada.webs.com/tentangtataletak.htm
http://hilmynotes.blogspot.com/