Tata Letak (Layout)
Usaha menyusun, menata dan
memadukan unsur-unsur
komunikasi grafis (teks, gambar, warna dan lain-lain) menjadi media komunikasi
visual yang komunikatif, estetik, persuasif, menarik, dan mendukung pencapaian
tujuan secara cepat dan tepat dikenal dengan istilah tata letak.
A. Komposisi Tata Letak
Komposisi (composition)
adalah usaha untuk mendapatkan keseimbangan
bentuk
dalam mengorganisasikan unsur-unsur terpenting dalam penciptaan karya seni dan
atau media komunikasi grafis yang harmonis, komunikatif,
dan persuasif.
B. Kaidah-kaidah Komposisi
1. Keseimbangan (balance)
2. Irama atau Ritme
3. Kesatuan (unity)
4. Pusat perhatian (focus of interest)
5. Kontras (contrast)
Dalam desain diketahui ada 5 (lima) prinsip utama seperti yang dikatakan oleh Tom Lincy dalam bukunya “Design Principle for Desktop Publishing”. Lima prinsip tersebut adalah:
- Proporsi (proportion)
- Keseimbangan (balancing)
- Kontras (contrast)
- Irama (rhythm)
- Kesatuan (unity)
Namun menurut Robin Williams dalam bukunya “The Non Designer’s Design Book”, prinsip tersebut disingkat menjadi 4 (empat), yaitu:
- Kontras (contrast)
- Perulangan (repetition)
- Peletakan (aligment)
- Kesatuan atau fokus (proximity)
1.1. Proporsi (proportion)
Dalam
tata perwajahan, proporsi adalah kesesuaian antara ukuran halaman
dengan isinya, dikenal dengan ukuran kertas dan bidang kerjanya. Lebih
dari 15 abad yang lalu, ditemukan lembaran-lembaran naskah yang ditulis
pada kulit domba (Vellum) dan dilipat-lipat sesuai ukuran huruf yang dipakai kemudian disambung membentuk sebuah codex.
Codex
sendiri adalah bentuk awal dari buku yang susunannya dilipat-lipat
(bukan digulung seperti prasasti jaman majapahit). Namun pada abad ke-4
ditemukan sebuah codex yang dinamai “codex sinaitus” yang tidak tersambung melainkan dijahit di pinggir dalam bentuk buku seperti yang dikenal sekarang.
1.2. Keseimbangan (balancing)
Keseimbangan adalah pengaturan penempatan elemen-elemen yang ada dalam sebuah halaman (page). Ada dua macam keseimbangan, yaitu keseimbangan formal/simetris dan kesimbangan informal/tidak simetris.
Keseimbangan
formal biasanya digunakan untuk menata letak elemen grafis agar
terkesan rapi dan formal. Keseimbangan juga sering digunakan dalam karya
publikasi untuk memberi kesan dapat dipercaya dapat diandalkan dan
memberi kesan aman. Sedangkan keseimbangan tidak formal sering digunakan
oleh kalangan muda untuk menggambarkan dinamika, energi dan pesan yang
bersifat tidak formal. Penerapan prinsip itu berhubungan dengan prinsip
lainnya, yakni kesatuan dan harmoni. Seimbang bukan berarti sama besar,
tetapi lebih mengacu kepada tampilan yang bobot nilai artistiknya sama.
1.3. Kontras (focus)
Untuk
menampilkan sebuah titik perhatian perlu dibuat sebuah kontras terhadap
elemen yang menarik perhatian dalam tata letak sebuah rancangan
halaman. Jika semua elemen memiliki nilai yang sama menonjolnya pada
tata letak halaman, maka semua elemen di halaman tersebut akan terlihat
saling berebut untuk menarik perhatian dan akhirnya tampilan halaman
akan menjadi monoton.
1.4. Irama (rhythm)
Irama sebenarnya bermakna sama dengan repetition
atau pola perulangan yang menimbulkan irama untuk diikuti. Dalam
merancang tata letak sebuah majalah, perlu diawali dengan membuat
beberapa pola dasar yang disebut master pages. Dari master pages inilah dibuat sebuah irama yang akan menjadi ciri khas dari rancangan halaman yang dibuat.
Kesatuan
dimaksudkan untuk membuat kontras yang mudah ditangkap oleh pembaca
terhadap elemen-elemen yang ditata seperti yang ditulis oleh Gerald A.
Silver, dalam bukunya Graphic Layout and Design. Penerapan prinsip kesatuan dalam desain grafis juga harus memperhatikan karakteristik dan fungsi setiap elemen.
Hubungan
antara elemen-elemen desain yang sebelumnya berdiri sendiri serta
memiliki ciri sendiri disatukan dalam satu komposisi yang baru sehingga
memiliki fungsi baru yang utuh. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk mendapatkan kesatuan, misalnya dengan mendekatkan elemen-elemen
yang dipakai sehingga berdampingan (side by side) atau bersinggungan (in contact each other).
2. Gaya Tata Letak
Keterangan
pada buku “Pengantar Desain Komunikasi Visual“ oleh Adi Kusrianto,
menceritakan dasar bangunan bidang-bidang atau blok dalam suatu halaman
cetak secara umum dapat dibagi menjadi empat elemen, yaitu kepala berita
(headlines), teks/naskah, gambar dan bidang kosong (bidang yang
tidak berisi tiga elemen yang lain). Walaupun warna unsur yang penting
tetapi tidak termasuk elemen dasar. Pengaturan keempat elemen dasar
tersebut dapat mengekspresikan berbagai gaya (style) sesuai sasaran dan keinginan publik yang akan menerimanya.
3. Perwajahan
Perwajahan
atau tata letak adalah, penataan unsur-unsur desain grafis dalam sebuah
media sehingga secara keseluruhan menjadi tampil lebih menarik dengan
komposisi yang seimbang.
Sama
seperti semua media cetak, Koran juga memiliki perwajahan atau tata
letaknya sendiri. Seperti juga perwajahan pada media cetak lainnya, pada
koran perwajahan juga dimaksudkan untuk alat bersaing saat dijajarkan
di etalase bersama dengan media cetak yang lain karena halaman awal
adalah bagian pertama yang dilihat oleh konsumen. Selain itu, dari
halaman awal calon konsumen juga dapat melihat sekilas pesan yang ingin
disampaikan oleh redaksi. Dengan cara ini juga redaksi akan dapat
membentuk karakter dari media yang diwakilinya sehingga mudah untuk
dikenali oleh pembacanya.
Pada
koran maupun majalah terdapat pengelompokan halaman dan pembagian dalam
naskah. Pada umumnya, pembagian pada naskah terdiri dari:
- Judul buku/nama majalah/nama koran.
- Headline atau kepala berita atau judul artikel bisa juga judul bab.
- Subhead atau judul-judul bahasan dan subbahasan.
4.1. Naskah Pada Tata Letak Artikel
Naskah merupakan elemen layout yang memberikan informasi terhadap topik bacaan. Ada beberapa bagian dalam naskah, antara lain:
4.1.1. Margin
Margin
batas-batas yang menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang
yang akan diisi dengan elemen-elemen desain dan mencegah elemen-elemen
desain tidak terlalu jauh kepinggir halaman, karena hal tersebut sangat
berisiko terpotongnya elemen desain pada saat pencetakan. Beberapa jenis
margin yang perlu diperhatikan pada suatu halaman adalah:
A. Margin Pada Halaman Tunggal
Membuat ukuran area untuk ditata pada satu halaman (page)
atau satu muka. Jarak margin yang sama di tiap sisi halamannya akan
memberi kesan kaku dan konservatif, sedangkan jarak pada margin tidak
sama ditiap sisi halamannya akan memberikan kesan dinamis dan tidak
terlalu kaku. Semua ukuran pada margin disesuaikan dengan kebutuhan dan
konsep desainnya.
B. Margin Pada Dua Halaman Terbuka
Membuat ukuran area untuk ditata pada dua halaman (double page/spread)
atau dua muka. Ada beberapa istilah margin yang sering dijumpai dan
digunakan dalam menata halaman, salah satunya adalah margin simetris
yaitu halaman sebelah kanan merupakan cerminan dari halaman kiri.
Dengan
menggunakan margin simetris yang telah diatur area tata letaknya walau
dicetak dengan halaman yang sangat banyak atau tebal ketika dijilid
dapat mencegah tertekuknya elemen-elemen desain saat dibuka dan dibaca
(aman dan bebas dari ketidakterbacaan).
Penggunaan
margin simetris juga bertujuan untuk memvisualkan beberapa ilustrasi
dan informasi yang terpisah halaman dari area dua halaman terbuka namun
masih satu judul dari sebuah artikel yang sama khususnya untuk dua
halaman terbuka (double page) bertujuan memperjelas suatu pesan dan informasi yang ingin disampaikan secara terpisah namun menyeluruh.
Banyak pula dijumpai pada artikel majalah dalam memvisualisasikan satu ilustrasi penuh (full image) pada dua halaman terbuka (spread page)
bertujuan menampilkan ilustrasi secara keseluruhan dengan mengedepankan
nilai-nilai karakteristik, keindahan dan estetika serta didukung
informasi yang singkat dan jelas.
4.1.2. Grid
Grid
adalah alat bantu yang mempermudah dalam meletakan elemen-elemen desain
dengan mempertahankan konsistensi dan kesatuan tata letak, khususnya
pada desain yang mempunyai beberapa halaman. Untuk membuat grid perlu
membagi halaman menjadi beberapa kolom dengan garis-garis vertikal dan
horisontal.
Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam merancang sebuah grid yaitu berapa ukuran dan
bentuk bidangnya, bagaimana konsep dan gaya (style) desainnya, berapa besar ukuran huruf (font)
yang akan digunakan juga berapa banyak isi/informasi yang ingin
dicantumkan dan sebagainya. Pemakain grid yang sering digunakan adalah
sistem grid vertikal yaitu 2, 3, dan 4 kolom dalam mengeksplorasikan
sebuah layout sedangkan grid horizontal digunakan untuk menjaga
konsistensi pada penempatan elemen-elemen area layout. Dengan
menggunakan sistem grid, layout dapat lebih terstruktur dan kelihatan
rapi.
4.1.3. Huruf (Font)
Pemilihan
jenis huruf sangat menentukan suatu karakter atau mewakili konsep dari
apa yang sudah ditulisnya. Meski begitu dalam pemilihan huruf (font)
harus diperhatikan karakter produk yang akan ditonjolkan sebagai daya
tarik. Jenisjenis huruf (font) meski begitu banyak tetapi tetap dalam
kategori sebagai berikut:
- Huruf Tanpa Kait (Sant Serif): tidak memiliki kait (hook), hanya batang dan tangkainya saja. Contoh: Arial, Tahoma, Century.
- Huruf Berkait (Serif): memiliki kait (hook) pada ujungnya. Contoh: Times New Roman, Garamond.
- Huruf Tulis (Script) : Setiap hurufnya saling terkait seperti tulisan tangan. Contoh : Brushscript, Mistral, Shelley.
- Huruf Dekoratif : Setiap huruf dibuat secara detail, kompleks dan rumit. Contoh : Augusburger Initial, Curiz MT, dan lain-lain.
4.1.4. Judul Artikel (Headline)
Judul artikel (headline)
adalah unsur yang memegang peranan penting, besar, singkat, dan padat.
Judul artikel itulah yang diharapkan akan dibaca pertama kali serta akan
melekat dalam ingatan pembacanya. Selain itu, judul artikel berguna
untuk memancing agar pembaca melanjutkan membaca teks berikutnya secara
detail.
Judul artikel yang berfungsi
mengantarkan pandangan mata pembaca menuju teks pada artikel yang
disajikan. Jika judul artikel tidak menarik, mungkin teks naskah
tersebut tidak akan pernah dibaca orang. Itulah sebenarnya tugas dari
seorang desainer, yakni mencuri perhatian pembaca agar bersedia membaca
teks dalam artikel tersebut. Bunyi judul harus lebih berkesan dan
menggelitik. Ada teknik pemilihan kata yang bisa menggelitik perhatian
orang untuk menyampaikan maksud dan pesan, teknik lain di luar desain
adalah copy writing.
> Memformat Judul Artikel (Headline)
- Cara termudah untuk memformat judul artikel adalah dengan memformat huruf pertama pada setiap kata menjadi huruf kapital, sedangkan huruf berikutnya adalah huruf biasa. Susunan seperti itu memudahkan orang untuk membacanya.
- Penggunaan huruf kapital pada seluruh judul artikel akan kelihatan konservatif/kaku, selain juga lebih sulit dibaca.
- Apabila judul artikel membentang di atas beberapa kolom, usahakan agar bisa penuh hingga akhir lebar kolom tersebut. Hal itu akan membantu pembaca untuk memahami dengan mudah bahwa kolom-kolom tersebut berisi satu artikel yang sama.
- Jika judul artikel terdiri lebih dari satu baris, jangan memotong suatu kosakata atau ungkapan yang mungkin akan menyebabkan kesalahan persepsi yang fatal bagi pembaca yang hanya membaca sekilas.
- Jika beberapa judul artikel (headlines) terletak dalam satu baris pada sebuah halaman, harus dilakukan pengaturan supaya pembaca tidak keliru membaca baris judul artikel dengan judul artikel di sebelahnya.
- Membuat garis sebagai pemisah untuk membatasi suatu artikel lain.
- Membuat perbedaan dengan cara ketebalan teks maupun pewarnaannya.
- Memasang gambar sebagai pemisah antara judul artikel pertama dan kedua.
- Jangan menggunakan titik di belakang judul artikel (headline) karena keberadaan titik biasanya ditempatkan pada akhir bodytext.
- Judul artikel (headline) bisa dibuat dengan tiga hingga empat point lebih besar dibandingkan bodytext. Selain itu, digunakan style bold.
4.1.5. Judul Bahasan/Subjudul (Subhead)
Subjudul
berfungsi sebagai judul dari satu topik atau pokok pikiran yang sama
dan subjudul banyak ditemukan dengan ditandai garis dan warna, bahkan
untuk satu subjudul bisa terdiri dari beberapa paragraf.
> Memformat Subjudul (Subhead)
- Subjudul dibuat untuk menandai bagian level bahasan (yang berarti bagian yang lebih datail) dari suatu topik yang lebih rendah. Aturan yang berlaku pada judul artikel juga berlaku pada subjudul.
- Ingatlah bahwa subjudul dan teks di bawahnya merupakan satu kesatuan unit. Oleh karena itu, berikan jarak cukup jauh (setidaknya dua kali lipat jarak dari paragraph dibawahnya) antara subjudul dengan teks sebelumnya yang berfungsi memisahkan unit sebelumnya.
4.1.6. Deck
Deck adalah gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan di artikel/naskah (bodytext). Letaknya bervariasi, tetapi biasanya antara judul dan naskah (bodytext).
Fungsi deck berbeda dengan judul, yaitu sebagai pengantar sebelum orang membaca bodytext, karena itu perbedaan fungsi ini harus ditangkap oleh pembaca dengan jelas, antara lain dapat dicapai melalui:
- Ukuran hurufnya rata-rata lebih kecil dari judul, tapi tidak sekecil bodytext,
- Jenis huruf yang dipakai deck dapat juga dibedakan dengan huruf yang dipakai untuk judul, tetapi dapat digunakan dengan jenis huruf yang masih satu keluarga.
- Warna pada huruf deck dapat dibedakan dengan judul dan bodytext.
4.1.7. Artikel/Naskah (Bodytext)
Artikel (bodytext) adalah
isi/naskah/artikel merupakan elemen layout yang paling banyak
memberikan informasi terhadap topik bacaan tersebut. Keberhasilan suatu
naskah ditentukan oleh beberapa hal, antara lain: didukung judul dan deck yang
menarik sehingga menggugah pembaca meneruskan keingintahuannya akan
informasi yang lengkap dengan gaya penulisan naskah yang menarik.
- Artikel (bodytext) merupakan salah satu elemen layout terpenting yang memberikan segala informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan peranan tipografi dalam memilih jenis huruf dan ukurannya termasuk jarak antar huruf, jarak antar kata, jarak antar baris dan lebar paragraf.
- Letter spacing adalah jarak antar huruf/karakter, sedangkan istilah kerning adalah pengaturan ruang/jarak antara karakter yang satu dan yang lain dengan tujuan untuk meningkatkan keterbacaan.
- Word spacing adalah jarak antar kata. Word spacing sebaiknya mengikuti letter spacing, semakin lebar letter spacing, semakin lebar pula pula word spacingnya. Word spacing harus diatur untuk menghindari terjadinya river. River adalah efek seperti aliran sungai, yang terjadi pada paragraf yang rata kiri kanan (justified) dengan lebar baris yang sempit dan dapat mengganggu kenyamanan membaca.
- Leading adalah jarak antar baris, pengukuran jarak antar baris (leading) dihitung dengan menggunakan satuan point.
- Lebar paragraf merupakan faktor yang menentukan dalam kenyamanan membaca naskah. Baris yang terlalu panjang akan melelahkan mata dan menyulitkan pembaca menemukan baris berikutnya. Lebar paragraf ditentukan oleh ukuran huruf, untuk ukuran huruf yang kecil bisa digunakan dalam ukuran lebar paragraph yang sempit, sebaliknya bila menggunakan ukuran huruf yang lebih besar maka lebar paragrafnya harus ditambah.
- Initial caps adalah huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama pada paragraf. Banyak ditemukan adanya jenis huruf yang bersifat estetis untuk dijadikan satu initial caps yang terdapat didalam suatu naskah dan sekaligus berfungsi sebagai penyeimbang komposisi dalam suatu layout. Untuk menggunakan jenis gaya, ukuran dan posisi yang tidak biasa pada initial caps adalah sah-sah saja, namun sebaliknya apakah akan membuat orang sulit membacanya, sebaiknya penerapan initial caps untuk tidak terlalu ekstrim sehingga dapat mengoptimalkan fungsinya.
- Indent adalah baris pertama paragraf menjorok masuk kedalam. Sedangkan hanging indent adalah kebalikannya; baris pertama tetap pada posisi sedangkan baris-baris dibawahnya menjorok masuk kedalam.
- Lead line adalah beberapa kata pertama atau seluruh kata di baris paling awal pada tiap paragraf, yang dibedakan atribut hurufnya. Atribut yang bisa dibedakan antara lain adalah jenis huruf, style, ukuran, ataupun letter spacingnya yang berfungsi sebagai penanda antar paragraf lainnya supaya mudah terlihat/terfokus pada paragraf selanjutnya.
- Spasi antarparagraf adalah untuk membedakan paragraf yang satu dengan yang lainnya dengan diberi spasi.
4.1.8. Keterangan/Informasi Singkat (Caption)
Keterangan singkat sebagai informasi yang menyertai elemen visual ataupun gambar (image). Caption biasanya dicetak dengan ukuran huruf (font) yang kecil dan dibedakan gaya atau jenis hurufnya dengan artikel (bodytext) dan elemen teks lainnya. Bila terdapat satu elemen visual (image) yang harus diterangkan berarti sederhananya hanya memerlukan satu informasi (caption). Apabila elemen visual (image) lebih dari satu visual maka desain caption dapat berbagai cara:
- Informasi (caption) yang saling terpisah letaknya karena tidak berada dekat dengan elemen visualnya, biasanya di sertai dengan simbol atau tanda panah yang mengarah pada elemen visualnya.
- Informasi (caption) yang dijadikan satu dan merujuk ke dalam elemen visualnya masing-masing adalah dengan cara menggunakan petunjuk yang mengarah (kiri, kanan, atas, bawah). Biasanya ditandai dengan tanda panah atau angka (angka yang sama yang terdapat pada elemen visualnya masing-masing). Dapat pula kesamaan warna pada huruf yang mencirikan sebuah informasi (caption) agar bisa dibedakan dengan elemen layout lainnya yang bertujuan untuk mengarahkan.
4.2. Pendukung Elemen Naskah Dalam Layout Artikel Majalah
Elemen
naskah dalam layout bisa bermanfaat dan bisa dipergunakan untuk
membantu pembaca dalam menjelaskan, memahami maksud dan tujuan redaksi
maupun penulisan secara rinci adalah sebagai berikut:
4.2.1. Keterangan Penulis (Writer’s Credit/Credit Line)
Berisi nama penulis, terkadang disertai dengan jabatan atau keterangan lainnya yang letak penempatannya sebelum artikel (bodytext) dan ada juga yang diletakan di akhir naskah.
4.2.2. Kutipan/Cuplikan Tulisan (Pull Quotes/Liftouts)
Kutipan
tulisan atau cuplikan dari perkataan seseorang dalam kalimat singkat
yang mengandung informasi penting yang ingin ditekankan atau
disampaikan. Terkadang sebagian dari isi naskah (bodytext) yang dianggap sebagai pokok pikiran akan dijadikan pull quotes. Sering kali ditemui adanya pull quotes dengan
simbol tanda petik (”) sebagai pembuka dan penutup dari sebuah naskah
yang dianggap penting dan ada juga diberi box atau diberi warna agar
keberadaannya dapat dibedakan dengan elemen layout lainnya.
Pada dasarnya sama dengan caption, namun kebanyakan callouts menyertai elemen visual yang memiliki lebih dari satu keterangan, misalnya pada diagram.
Callouts memiliki tanda atau simbol yang mengarah atau garis-garis yang menghubungkannya dengan bagian-bagian dari elemen visualnya.
4.2.4. Kickers (Eyebrows)
Adalah
satu atau beberapa kata pendek yang terletak di atas judul. Berfungsi
untuk memudahkan pembaca menemukan topik yang diinginkan dan
mengingatkan lokasinya saat membaca artikel tersebut karena desain kickers tidak hanya dengan menggunakan sebuah tulisan namun juga memakai unsur lain seperti warna atau gambar. Perbedaan kickers dengan running head, adalah kickers tidak berulang-ulang ada disetiap halaman.
4.2.5. Header dan Footer
Header adalah area diantara sisi atas kertas pada margin atas. Footer adalah area diantara sisi bawah kertas dan margin bawah. Penempatan header dan footer bisa berisi running head, catatan kaki, nomor halaman dan informasi lainnya.
4.2.6. Running Head (Running Title)
Judul
buku, bab/topik, nama pengarang dan informasi lainnya yang
berulang-ulang ada pada tiap halaman dan posisisnya tidak berubah.
4.2.7. Catatan Kaki (Footnote)
Catatan
kaki berisi detail informasi dari sebagaian tulisan tertentu di dalam
naskah. Informasi tersebut bisa berupa referensi dari bahan acuan
tulisan, rekomendasi bacaan lanjutan dan lain-lain. Sesuai namanya
catatan kaki letaknya di footer.
4.2.8. Nomor Halaman (Page Number)
Untuk
materi publikasi yang memiliki lebih dari 8 halaman dan memuat banyak
topik yang berbeda, sebaiknya menggunakan nomor halaman untuk memudahkan
pembaca mengingat lokasi artikel.
4.2.9. Jumps (Jumplines)
Untuk
artikel yang panjang atau halaman yang terbatas perlu membuat
sambungannya dihalaman lain. Untuk itu diperlukan teks singkat yang
dapat menginformasikan kepada pembaca. Jumps biasanya tertulis
“bersambung ke halaman ...” sedangkan dihalaman sambungannya berbunyi
“sambungan dari halaman ...”. sambungan ini disebut dengan Continuation Lines.
4.2.10. Signature (Mandatories)
Berisikan
mengenai informasi atau keterangan yang menyangkut daftar alamat, nomor
telepon dan orang yang bisa dihubungi atau informasi ainnya. Bila
menyangkut sebuah acara (event), biasanya disertakan logo- logo
penyelenggara, partner dan sponsor. Bahkan pada bagian ini dimuat dalam
iklan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap isi iklan. Jika ada
pertanyaan maupun komplain sehubungan dengan materi iklan maupun produk
yang di iklankan.
4.2.11. Redaksional (Masthead)
Berisikan
informasi tentang penerbitannya seperti nama-nama staf, kontributor,
promosi, sirkulasi, cara berlangganan, alamat dan logo penerbit yang
terletak pada area halaman tertentu. Masthead biasanya letaknya
berdekatan dengan kata pengantar dari sebuah redaksi pada posisi halaman
kedua, ketiga atau lebih dan telah mengalami perluasan arti yang sering
disamakan artinya dengan nameplate.
4.2.12. Sangkalan Tertentu (Disclaimer)
Disclaimer adalah
sangkalan atau penolakan tertentu untuk menghindari sesuatu yang tidak
diinginkan. Contohnya adalah isi di luar tanggung jawab percetakan,
selama persediaan masih ada, Bank dapat mengubah suku bunga
sewaktu-waktu, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, harga dapat berubah
sewaktu-waktu, dan sebagainya.
4.3. Klasifikasi Ilustrasi (Image) Dalam Layout Artikel Majalah
Peranan
elemen visual atau ilustrasi didalam tipografi merupakan elemen penting
untuk memberikan sebuah penjelasan maupun fakta guna memperkuat pesan
yang ingin disampaikan dan sebagai daya tarik visual pada isi halaman.
Secara bersamaan ilustrasi atau elemen-elemen visual dapat memancing
reaksi secara emosional untuk berbagai sensasi, menimbulkan persepsi,
memberikan sugesti bahkan memperkaya imajinasi. Pada tiap elemen layout
yang terlihat, baik berupa teks maupun ilustrasi harus saling bekerja
sama satu sama lain untuk membangun sebuah layout dengan sebuah tujuan
dan pesan dari konsep yang dibawanya.
4.3.1. Foto
Media
yang memberikan kemampuan dan kredibilitasnya untuk mendapatkan kesan
yang ‘dapat dipercaya’ dari kekuatan fotografi. Media masa selalu
berusaha untuk menampilkan berita-berita dan informasi seaktual dan
seakurat mungkin yang didukung dengan fotografi sebagai acuan untuk
dijadikan pembuktian.
4.3.2. Artworks
Segala jenis karya seni berupa ilustrasi melalui proses gambar tangan (hand drawing) dengan teknik sketsa (sketching) maupun drawing dan sebagainya dengan menggunakan alat seperti pinsil, airbrush,
kuas, cat, spidol, dan lain-lain. Beberapa pilihan teknik
memvisualisasikan sebuah elemen yang belum tentu teknik fotografi sebuah
solusi yang diperlukan dalam menyajikan sebuah visual dengan kebutuhan
dan situasi tertentu. Artworks menjadi pilihan yang bisa diandalkan bila diperlukan.
A. Sketching
Proses
pembuatan bentuk atau pencarian bentuk dengan menggunakan garis-garis
yang lebih dari satu garis atau goresan-goresan kasar yang belum pasti
untuk mencapai terciptanya bentuk visual. Proses pengerjaannya dilakukan
dengan teknik goresan tipis seperti pinsil, kuas dan sebagainya.
B. Drawing
Ilmu menggambar (Drawing) yang perlu dipelajari dan dipahami oleh desainer. Drawing memindahkan
suatu objek baik berupa objek (dalam bentuk fisik maupun foto) yang
secara langsung bisa dilihat oleh mata, maupun yang ada dalam pikiran
maupun imajinasi melalui berbagai media tertentu dengan menggunakan
tangan. Oleh karena itu dengan adanya visual/gambar maka desainer
berusaha menyampaikan sebuah ide dan maksud yang ada dalam pemikirannya.
Secara
umum, menggambar dapat dilakukan dengan berbagai macam alat dan teknik
melalui coretan atau goresan di suatu permukaan dengan menekankan alat
pada permukaan tersebut. Alat yang umum dipakai adalah pinsil, pena dan
tinta, kuas dan tinta, pinsil berwarna, krayon, arang (dikenal dengan
pensil konte), dan spidol.
4.3.3. Komputer Grafis (Computer Graphics)
Menggunakan
komputer dalam grafika dikenal dua jenis grafis, yaitu raster atau
bitmap dan vektor. Raster yang terdiri dari picture element yang
disingkat pixel, yaitu berupa titik-titik yang membentuk sebuah gambar,
sedangkan vektor adalah titik dan garis yang membentuk line drawing yang dibuat menggunakan perhitungan secara matematis. Vektor dapat membuat gambar tetap jelas (focus) jika diperbesar ukurannya, walaupun dengan file yang ukurannya lebih kecil.
4.4. Dominasi Pada Ilustrasi
Sebuah
perwajahan harus memiliki daya pikat yang kuat, hal ini bisa didapat
dengan membuat dominasi pada elemen-elemen yang digunakan.
4.4.1. Dominasi Pada Ukuran
Sebuah
elemen grafis yang memiliki ukuran berbeda dapat menjadi dominan atau
mendapatkan perhatian dari khalayak, terutama jika ukurannya lebih besar
daripada elemen lainnya.
4.4.2. Dominasi Pada Warna
Bila
melihat suatu karya grafis secara keseluruhan adalah bidang warna,
karena bidang itu membentuk arti serta estetika keindahan. Dominasi pada
warna tertentu lebih memudahkan dalam mengarahkan pandangan dan
konsentrasi saat mencerna karya tersebut.
4.4.3. Dominasi Pada Letak atau Penempatan
Keberhasilan
sebuah karya grafis dan elemennya tidak dapat dilepaskan dari
lingkungan dimana karya tersebut berada. Hati-hati dalam meletakan
sebuah elemen visual agar dapat berperan dan berpengaruh.
4.5. Klasifikasi Elemen Grafis Dalam Layout Artikel Majalah
Peranan
elemen visual atau ilustrasi di dalam tipografi merupakan hal penting
untuk memberikan sebuah penjelasan maupun fakta guna memperkuat pesan
yang ingin disampaikan dan sebagai daya tarik visual pada isi halaman.
4.5.1. Garis
Merupakan
elemen desain yang dapat menciptakan kesan estetis dan mempunyai sifat
yang fungsioanal dalam membagi suatu area bidang halaman, penyeimbang
berat dan sebagai elemen pengikat suatu desain agar terjaga kesatuannya.
4.5.2. Border
Border
artinya garis tepi atau pembatas. Kadang kita bisa memakai ornamen,
dekoratif dan elemen grafis tertentu sebagai border. Semua unsur tesebut
tidak selalu harus ada dalam sebuah layout. Unsur-unsur tersebut
ditampilkan sesuai dengan kebutuhan.
4.5.3. Kotak (Box)
Box artinya kotak digunakan untuk setiap informasi tambahan baik itu teks maupun visual yang diberikan kotak (box)
supaya terlihat lebih rapi dan dapat dibedakan dengan jelas oleh
pembaca. Semua unsur tesebut tidak selalu harus ada dalam sebuah layout.
Unsur-unsur tersebut bila ditampilkan disesuaikan dengan kebutuhan.
4.5.4. Informational Graphics (Infographics)
Merupakan fakta-fakta dan data-data statistik hasil dari sebuah survei dan penelitian yang divisualkan dalam bentuk grafik (chart), tabel, diagram, bagan peta dan lain-lain.
4.5.5. Inset (Inline Graphics)
Elemen
visual berukuran kecil yang penempatannya di dalam elemen visual yang
lebih besar dan berfungsi memberikan informasi pendukung bahkan disertai
dengan infomasi singkat (caption) maupun callouts. Elemen Inset membantu dalam memperbesar sebuah gambar (zoom) untuk menunjukkan detail pada sebuah gambar.
4.5.6. Point (Bullets)
Suatu daftar (list)
yang mempunyai beberapa baris berurutan kebawah, biasanya di depan tiap
barisnya diberi tanda simbol, tanda baca atau ornamenornamen seperti dingbats yang bisa diperoleh dari huruf (font).
4.5.7. Ruang (Space)
Dengan
ruang, akan dapat merasakan jauh-dekat, tinggi-rendah, panjang-pendek,
kosong-padat, besar-kecil dan lain-lain. Ukuran tersebut sifatnya
relatif, besar menurut pengamatan sendiri belum tentu sama dengan besar
menurut orang lain. Ukuran-ukuran tersebut muncul karena ada pembanding.
Dalam
desain grafis perancangan tata letak memerlukan ruang untuk menempatkan
komponen grafis seperti gambar, teks, dan elemen lain akan tetapi tidak
sampai menghabiskan ruang desain. Dengan demikian ruang kosong bukan
berarti ruang yang tidak bermanfaat atau ruang yang harus diisi. Justru
ruang kosong adalah komponen desain grafis, dan dengan memanfaatkan
ruang tersebut rancangan terlihat lebih fokus sehingga lebih komunikatif
dan menarik.
sumber :
http://tombaksada.webs.com/tentangtataletak.htm
http://hilmynotes.blogspot.com/