Rabu, 03 Juni 2015

Tata Letak (Layout)
       
      Usaha menyusun, menata dan memadukan unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, warna dan lain-lain) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik, persuasif, menarik, dan mendukung pencapaian tujuan secara cepat dan tepat dikenal dengan istilah tata letak.





A. Komposisi Tata Letak

    Komposisi (composition) adalah usaha untuk mendapatkan keseimbangan bentuk dalam mengorganisasikan unsur-unsur terpenting dalam penciptaan karya seni dan atau media komunikasi grafis yang harmonis, komunikatif, dan persuasif.

B. Kaidah-kaidah Komposisi

1. Keseimbangan (balance)
 
2. Irama atau Ritme
 
3. Kesatuan (unity)
 4. Pusat perhatian (focus of interest)

 5. Kontras (contrast)


 
1. Prinsip Tata Letak
Dalam desain diketahui ada 5 (lima) prinsip utama seperti yang dikatakan oleh Tom Lincy dalam bukunya “Design Principle for Desktop Publishing”. Lima prinsip tersebut adalah:
  • Proporsi (proportion)
  • Keseimbangan (balancing)
  • Kontras (contrast)
  • Irama (rhythm)
  • Kesatuan (unity)
Namun menurut Robin Williams dalam bukunya “The Non Designer’s Design Book”, prinsip tersebut disingkat menjadi 4 (empat), yaitu:
  • Kontras (contrast)
  • Perulangan (repetition)
  • Peletakan (aligment)
  • Kesatuan atau fokus (proximity)

1.1.  Proporsi (proportion)       
Dalam tata perwajahan, proporsi adalah kesesuaian antara ukuran halaman dengan isinya, dikenal dengan ukuran kertas dan bidang kerjanya. Lebih dari 15 abad yang lalu, ditemukan lembaran-lembaran naskah yang ditulis pada kulit domba (Vellum) dan dilipat-lipat sesuai ukuran huruf yang dipakai kemudian disambung membentuk sebuah codex.
Codex sendiri adalah bentuk awal dari buku yang susunannya dilipat-lipat (bukan digulung seperti prasasti jaman majapahit). Namun pada abad ke-4 ditemukan sebuah codex yang dinamai “codex sinaitus” yang tidak tersambung melainkan dijahit di pinggir dalam bentuk buku seperti yang dikenal sekarang.

1.2.    Keseimbangan (balancing)
Keseimbangan adalah pengaturan penempatan elemen-elemen yang ada dalam sebuah halaman (page). Ada dua macam keseimbangan, yaitu keseimbangan formal/simetris dan kesimbangan informal/tidak simetris.
Keseimbangan formal biasanya digunakan untuk menata letak elemen grafis agar terkesan rapi dan formal. Keseimbangan juga sering digunakan dalam karya publikasi untuk memberi kesan dapat dipercaya dapat diandalkan dan memberi kesan aman. Sedangkan keseimbangan tidak formal sering digunakan oleh kalangan muda untuk menggambarkan dinamika, energi dan pesan yang bersifat tidak formal. Penerapan prinsip itu berhubungan dengan prinsip lainnya, yakni kesatuan dan harmoni. Seimbang bukan berarti sama besar, tetapi lebih mengacu kepada tampilan yang bobot nilai artistiknya sama.

1.3. Kontras (focus)
Untuk menampilkan sebuah titik perhatian perlu dibuat sebuah kontras terhadap elemen yang menarik perhatian dalam tata letak sebuah rancangan halaman. Jika semua elemen memiliki nilai yang sama menonjolnya pada tata letak halaman, maka semua elemen di halaman tersebut akan terlihat saling berebut untuk menarik perhatian dan akhirnya tampilan halaman akan menjadi monoton.

1.4. Irama (rhythm)
Irama sebenarnya bermakna sama dengan repetition atau pola perulangan yang menimbulkan irama untuk diikuti. Dalam merancang tata letak sebuah majalah, perlu diawali dengan membuat beberapa pola dasar yang disebut master pages. Dari master pages inilah dibuat sebuah irama yang akan menjadi ciri khas dari rancangan halaman yang dibuat.

1.5. Kesatuan (Unity)
Kesatuan dimaksudkan untuk membuat kontras yang mudah ditangkap oleh pembaca terhadap elemen-elemen yang ditata seperti yang ditulis oleh Gerald A. Silver, dalam bukunya Graphic Layout and Design. Penerapan prinsip kesatuan dalam desain grafis juga harus memperhatikan karakteristik dan fungsi setiap elemen.
Hubungan antara elemen-elemen desain yang sebelumnya berdiri sendiri serta memiliki ciri sendiri disatukan dalam satu komposisi yang baru sehingga memiliki fungsi baru yang utuh. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan kesatuan, misalnya dengan mendekatkan elemen-elemen yang dipakai sehingga berdampingan (side by side) atau bersinggungan (in contact each other).

2. Gaya Tata Letak
Keterangan pada buku “Pengantar Desain Komunikasi Visual“ oleh Adi Kusrianto, menceritakan dasar bangunan bidang-bidang atau blok dalam suatu halaman cetak secara umum dapat dibagi menjadi empat elemen, yaitu kepala berita (headlines), teks/naskah, gambar dan bidang kosong (bidang yang tidak berisi tiga elemen yang lain). Walaupun warna unsur yang penting tetapi tidak termasuk elemen dasar. Pengaturan keempat elemen dasar tersebut dapat mengekspresikan berbagai gaya (style) sesuai sasaran dan keinginan publik yang akan menerimanya.

3. Perwajahan
Perwajahan atau tata letak adalah, penataan unsur-unsur desain grafis dalam sebuah media sehingga secara keseluruhan menjadi tampil lebih menarik dengan komposisi yang seimbang.
Sama seperti semua media cetak, Koran juga memiliki perwajahan atau tata letaknya sendiri. Seperti juga perwajahan pada media cetak lainnya, pada koran perwajahan juga dimaksudkan untuk alat bersaing saat dijajarkan di etalase bersama dengan media cetak yang lain karena halaman awal adalah bagian pertama yang dilihat oleh konsumen. Selain itu, dari halaman awal calon konsumen juga dapat melihat sekilas pesan yang ingin disampaikan oleh redaksi. Dengan cara ini juga redaksi akan dapat membentuk karakter dari media yang diwakilinya sehingga mudah untuk dikenali oleh pembacanya.

4. Tipografi PadaTata Letak Artikel   
Pada koran maupun majalah terdapat pengelompokan halaman dan pembagian dalam naskah. Pada umumnya, pembagian pada naskah terdiri dari:
  • Judul buku/nama majalah/nama koran.
  • Headline atau kepala berita atau judul artikel bisa juga judul bab.
  • Subhead atau judul-judul bahasan dan subbahasan.

4.1. Naskah Pada Tata Letak Artikel 
Naskah merupakan elemen layout yang memberikan informasi terhadap topik bacaan. Ada beberapa bagian dalam naskah, antara lain:

4.1.1. Margin        
Margin batas-batas yang menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan diisi dengan elemen-elemen desain dan mencegah elemen-elemen desain tidak terlalu jauh kepinggir halaman, karena hal tersebut sangat berisiko terpotongnya elemen desain pada saat pencetakan. Beberapa jenis margin yang perlu diperhatikan pada suatu halaman adalah:
A. Margin Pada Halaman Tunggal
Membuat ukuran area untuk ditata pada satu halaman (page) atau satu muka. Jarak margin yang sama di tiap sisi halamannya akan memberi kesan kaku dan konservatif, sedangkan jarak pada margin tidak sama ditiap sisi halamannya akan memberikan kesan dinamis dan tidak terlalu kaku. Semua ukuran pada margin disesuaikan dengan kebutuhan dan konsep desainnya.
B. Margin Pada Dua Halaman Terbuka
Membuat ukuran area untuk ditata pada dua halaman (double page/spread) atau dua muka. Ada beberapa istilah margin yang sering dijumpai dan digunakan dalam menata halaman, salah satunya adalah margin simetris yaitu halaman sebelah kanan merupakan cerminan dari halaman kiri.
Dengan menggunakan margin simetris yang telah diatur area tata letaknya walau dicetak dengan halaman yang sangat banyak atau tebal ketika dijilid dapat mencegah tertekuknya elemen-elemen desain saat dibuka dan dibaca (aman dan bebas dari ketidakterbacaan).
Penggunaan margin simetris juga bertujuan untuk memvisualkan beberapa ilustrasi dan informasi yang terpisah halaman dari area dua halaman terbuka namun masih satu judul dari sebuah artikel yang sama khususnya untuk dua halaman terbuka (double page) bertujuan memperjelas suatu pesan dan informasi yang ingin disampaikan secara terpisah namun menyeluruh.
Banyak pula dijumpai pada artikel majalah dalam memvisualisasikan satu ilustrasi penuh (full image) pada dua halaman terbuka (spread page) bertujuan menampilkan ilustrasi secara keseluruhan dengan mengedepankan nilai-nilai karakteristik, keindahan dan estetika serta didukung informasi yang singkat dan jelas.

4.1.2. Grid 
Grid adalah alat bantu yang mempermudah dalam meletakan elemen-elemen desain dengan mempertahankan konsistensi dan kesatuan tata letak, khususnya pada desain yang mempunyai beberapa halaman. Untuk membuat grid perlu membagi halaman menjadi beberapa kolom dengan garis-garis vertikal dan horisontal.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang sebuah grid yaitu berapa ukuran dan bentuk bidangnya, bagaimana konsep dan gaya (style) desainnya, berapa besar ukuran huruf (font) yang akan digunakan juga berapa banyak isi/informasi yang ingin dicantumkan dan sebagainya. Pemakain grid yang sering digunakan adalah sistem grid vertikal yaitu 2, 3, dan 4 kolom dalam mengeksplorasikan sebuah layout sedangkan grid horizontal digunakan untuk menjaga konsistensi pada penempatan  elemen-elemen area layout. Dengan menggunakan sistem grid, layout dapat lebih terstruktur dan kelihatan rapi.

4.1.3. Huruf (Font)         
Pemilihan jenis huruf sangat menentukan suatu karakter atau mewakili konsep dari apa yang sudah ditulisnya. Meski begitu dalam pemilihan huruf (font) harus diperhatikan karakter produk yang akan ditonjolkan sebagai daya tarik. Jenisjenis huruf (font) meski begitu banyak tetapi tetap dalam kategori sebagai berikut:
  1. Huruf Tanpa Kait (Sant Serif): tidak memiliki kait (hook), hanya batang dan tangkainya saja. Contoh: Arial, Tahoma, Century.
  2. Huruf Berkait (Serif): memiliki kait (hook) pada ujungnya. Contoh: Times New Roman, Garamond.
  3. Huruf Tulis (Script) : Setiap hurufnya saling terkait seperti tulisan tangan. Contoh : Brushscript, Mistral, Shelley.
  4. Huruf Dekoratif : Setiap huruf dibuat secara detail, kompleks dan rumit. Contoh : Augusburger Initial, Curiz MT, dan lain-lain.        
Dalam sebuah desain perlu penekanan dan urutan (hirarki) dalam pembacaan teks. Tidak semua teks harus menonjol, sehingga dalam penggunaan teks bisa di pergunakan sebagai daya tarik salah satunya dipakai pada judul (headline), subjudul (subhead), dan naskah/artikel (bodytext), dan lain-lain.

4.1.4. Judul Artikel (Headline
Judul artikel (headline) adalah unsur yang memegang peranan penting, besar, singkat, dan padat. Judul artikel itulah yang diharapkan akan dibaca pertama kali serta akan melekat dalam ingatan pembacanya. Selain itu, judul artikel berguna untuk memancing agar pembaca melanjutkan membaca teks berikutnya secara detail.
Judul artikel yang berfungsi mengantarkan pandangan mata pembaca menuju teks pada artikel yang disajikan. Jika judul artikel tidak menarik, mungkin teks naskah tersebut tidak akan pernah dibaca orang. Itulah sebenarnya tugas dari seorang desainer, yakni mencuri perhatian pembaca agar bersedia membaca teks dalam artikel tersebut. Bunyi judul harus lebih berkesan dan menggelitik. Ada teknik pemilihan kata yang bisa menggelitik perhatian orang untuk menyampaikan maksud dan pesan, teknik lain di luar desain adalah copy writing.
  > Memformat Judul Artikel (Headline)
  • Cara termudah untuk memformat judul artikel adalah dengan memformat huruf pertama pada setiap kata menjadi huruf kapital, sedangkan huruf berikutnya adalah huruf biasa. Susunan seperti itu memudahkan orang untuk membacanya.
  • Penggunaan huruf kapital pada seluruh judul artikel akan kelihatan konservatif/kaku, selain juga lebih sulit dibaca.
  • Apabila judul artikel membentang di atas beberapa kolom, usahakan agar bisa penuh hingga akhir lebar kolom tersebut. Hal itu akan membantu pembaca untuk memahami dengan mudah bahwa kolom-kolom tersebut berisi satu artikel yang sama.
  • Jika judul artikel terdiri lebih dari satu baris, jangan memotong suatu kosakata atau ungkapan yang mungkin akan menyebabkan kesalahan persepsi yang fatal bagi pembaca yang hanya membaca sekilas.
  • Jika beberapa judul artikel (headlines) terletak dalam satu baris pada sebuah halaman, harus dilakukan pengaturan supaya pembaca tidak keliru membaca baris judul artikel dengan judul artikel di sebelahnya.
    Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan agar terhindar dari hal tersebut:
  • Membuat garis sebagai pemisah untuk membatasi suatu artikel lain.
  • Membuat perbedaan dengan cara ketebalan teks maupun pewarnaannya.
  • Memasang gambar sebagai pemisah antara judul artikel pertama dan kedua.
  • Jangan menggunakan titik di belakang judul artikel (headline) karena keberadaan titik biasanya ditempatkan pada akhir bodytext.
  • Judul artikel (headline) bisa dibuat dengan tiga hingga empat point lebih besar dibandingkan bodytext. Selain itu, digunakan style bold.

4.1.5.  Judul Bahasan/Subjudul (Subhead)    
Subjudul berfungsi sebagai judul dari satu topik atau pokok pikiran yang sama dan subjudul banyak ditemukan dengan ditandai garis dan warna, bahkan untuk satu subjudul bisa terdiri dari beberapa paragraf.
> Memformat Subjudul (Subhead)
  • Subjudul dibuat untuk menandai bagian level bahasan (yang berarti bagian yang lebih datail) dari suatu topik yang lebih rendah. Aturan yang berlaku pada judul artikel juga berlaku pada subjudul.
  • Ingatlah bahwa subjudul dan teks di bawahnya merupakan satu kesatuan unit. Oleh karena itu, berikan jarak cukup jauh (setidaknya dua kali lipat jarak dari paragraph dibawahnya) antara subjudul dengan teks sebelumnya yang berfungsi memisahkan unit sebelumnya.

4.1.6. Deck
Deck adalah gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan di artikel/naskah (bodytext). Letaknya bervariasi, tetapi biasanya antara judul dan naskah (bodytext).
Fungsi deck berbeda dengan judul, yaitu sebagai pengantar sebelum orang membaca bodytext, karena itu perbedaan fungsi ini harus ditangkap oleh pembaca dengan jelas, antara lain dapat dicapai melalui:
  1. Ukuran hurufnya rata-rata lebih kecil dari judul, tapi tidak sekecil bodytext,
  2. Jenis huruf yang dipakai deck dapat juga dibedakan dengan huruf yang dipakai untuk judul, tetapi dapat digunakan dengan jenis huruf yang masih satu keluarga.
  3. Warna pada huruf deck dapat dibedakan dengan judul dan bodytext.  
Ada atau tidaknya deck dan penataan letaknya dipengaruhi oleh luas area halaman yang tersedia dan panjang-pendeknya artikel. Bila area yang tersedia sangat terbatas dan naskahnya cukup panjang, deck bisa saja ditiadakan. Deck sering kali disalah-artikan dengan subjudul.

4.1.7. Artikel/Naskah (Bodytext)         
Artikel (bodytext) adalah isi/naskah/artikel merupakan elemen layout yang paling banyak memberikan informasi terhadap topik bacaan tersebut. Keberhasilan suatu naskah ditentukan oleh beberapa hal, antara lain: didukung judul dan deck yang menarik sehingga menggugah pembaca meneruskan keingintahuannya akan informasi yang lengkap dengan gaya penulisan naskah yang menarik.
  • Artikel (bodytext) merupakan salah satu elemen layout terpenting yang memberikan segala informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan peranan tipografi dalam memilih jenis huruf dan ukurannya termasuk jarak antar huruf, jarak antar kata, jarak antar baris dan lebar paragraf.
  • Letter spacing adalah jarak antar huruf/karakter, sedangkan istilah kerning adalah pengaturan ruang/jarak antara karakter yang satu dan yang lain dengan tujuan untuk meningkatkan keterbacaan.
  • Word spacing adalah jarak antar kata. Word spacing sebaiknya mengikuti letter spacing, semakin lebar letter spacing, semakin lebar pula pula word spacingnya. Word spacing harus diatur untuk menghindari terjadinya river. River adalah efek seperti aliran sungai, yang terjadi pada paragraf yang rata kiri kanan (justified) dengan lebar baris yang sempit dan dapat mengganggu kenyamanan membaca.
  • Leading adalah jarak antar baris, pengukuran jarak antar baris (leading) dihitung dengan menggunakan satuan point.
  • Lebar paragraf merupakan faktor yang menentukan dalam kenyamanan membaca naskah. Baris yang terlalu panjang akan melelahkan mata dan menyulitkan pembaca menemukan baris berikutnya. Lebar paragraf ditentukan oleh ukuran huruf, untuk ukuran huruf yang kecil bisa digunakan dalam ukuran lebar paragraph yang sempit, sebaliknya bila menggunakan ukuran huruf yang lebih besar maka lebar paragrafnya harus ditambah.
Ada berbagai macam cara untuk menandakan antarparagraf diantaranya adalah initial caps, indent, lead line dan spasi antarparagraf.
  • Initial caps adalah huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama pada paragraf. Banyak ditemukan adanya jenis huruf yang bersifat estetis untuk dijadikan satu initial caps yang terdapat didalam suatu naskah dan sekaligus berfungsi sebagai penyeimbang komposisi dalam suatu layout. Untuk menggunakan jenis gaya, ukuran dan posisi yang tidak biasa pada initial caps adalah sah-sah saja, namun sebaliknya apakah akan membuat orang sulit membacanya, sebaiknya penerapan initial caps untuk tidak terlalu ekstrim sehingga dapat mengoptimalkan fungsinya.
  • Indent adalah baris pertama paragraf menjorok masuk kedalam. Sedangkan hanging indent adalah kebalikannya; baris pertama tetap pada posisi sedangkan baris-baris dibawahnya menjorok masuk kedalam.
  • Lead line adalah beberapa kata pertama atau seluruh kata di baris paling awal pada tiap paragraf, yang dibedakan atribut hurufnya. Atribut yang bisa dibedakan antara lain adalah jenis huruf, style, ukuran, ataupun letter spacingnya yang berfungsi sebagai penanda antar paragraf lainnya supaya mudah terlihat/terfokus pada paragraf selanjutnya.
  • Spasi antarparagraf adalah untuk membedakan paragraf yang satu dengan yang lainnya dengan diberi spasi.

4.1.8. Keterangan/Informasi Singkat (Caption)      
Keterangan singkat sebagai informasi yang menyertai elemen visual ataupun gambar (image). Caption biasanya dicetak dengan ukuran huruf (font) yang kecil dan dibedakan gaya atau jenis hurufnya dengan artikel (bodytext) dan elemen teks lainnya. Bila terdapat satu elemen visual (image) yang harus diterangkan berarti sederhananya hanya memerlukan satu informasi (caption). Apabila elemen visual (image) lebih dari satu visual maka desain caption dapat berbagai cara:
  1. Informasi (caption) yang saling terpisah letaknya karena tidak berada dekat dengan elemen visualnya, biasanya di sertai dengan simbol atau tanda panah yang mengarah pada elemen visualnya.
  2. Informasi (caption) yang dijadikan satu dan merujuk ke dalam elemen visualnya masing-masing adalah dengan cara menggunakan petunjuk yang mengarah (kiri, kanan, atas, bawah). Biasanya ditandai dengan tanda panah atau angka (angka yang sama yang terdapat pada elemen visualnya masing-masing). Dapat pula kesamaan warna pada huruf yang mencirikan sebuah informasi (caption) agar bisa dibedakan dengan elemen layout lainnya yang bertujuan untuk mengarahkan.

4.2. Pendukung Elemen Naskah Dalam Layout Artikel Majalah         
Elemen naskah dalam layout bisa bermanfaat dan bisa dipergunakan untuk membantu pembaca dalam menjelaskan, memahami maksud dan tujuan redaksi maupun penulisan secara rinci adalah sebagai berikut:

4.2.1. Keterangan Penulis (Writer’s Credit/Credit Line)    
Berisi nama penulis, terkadang disertai dengan jabatan atau keterangan lainnya yang letak penempatannya sebelum artikel (bodytext) dan ada juga yang diletakan di akhir naskah.

4.2.2. Kutipan/Cuplikan Tulisan (Pull Quotes/Liftouts)   
Kutipan tulisan atau cuplikan dari perkataan seseorang dalam kalimat singkat yang mengandung informasi penting yang ingin ditekankan atau disampaikan. Terkadang sebagian dari isi naskah (bodytext) yang dianggap sebagai pokok pikiran akan dijadikan pull quotes. Sering kali ditemui adanya pull quotes dengan simbol tanda petik (”) sebagai pembuka dan penutup dari sebuah naskah yang dianggap penting dan ada juga diberi box atau diberi warna agar keberadaannya dapat dibedakan dengan elemen layout lainnya.

4.2.3. Callouts     
Pada dasarnya sama dengan caption, namun kebanyakan callouts menyertai elemen visual yang memiliki lebih dari satu keterangan, misalnya pada  diagram.
Callouts memiliki tanda atau simbol yang mengarah atau garis-garis yang menghubungkannya dengan bagian-bagian dari elemen visualnya.

4.2.4. Kickers (Eyebrows)        
Adalah satu atau beberapa kata pendek yang terletak di atas judul. Berfungsi untuk memudahkan pembaca menemukan topik yang diinginkan dan mengingatkan lokasinya saat membaca artikel tersebut karena desain kickers tidak hanya dengan menggunakan sebuah tulisan namun juga memakai unsur lain seperti warna atau gambar. Perbedaan kickers dengan running head, adalah kickers tidak berulang-ulang ada disetiap halaman.

4.2.5. Header dan Footer          
Header adalah area diantara sisi atas kertas pada margin atas. Footer adalah area diantara sisi bawah kertas dan margin bawah. Penempatan header dan footer bisa berisi running head, catatan kaki, nomor halaman dan informasi lainnya.

4.2.6. Running Head (Running Title) 
Judul buku, bab/topik, nama pengarang dan informasi lainnya yang berulang-ulang ada pada tiap halaman dan posisisnya tidak berubah.

4.2.7. Catatan Kaki (Footnote)
Catatan kaki berisi detail informasi dari sebagaian tulisan tertentu di dalam naskah. Informasi tersebut bisa berupa referensi dari bahan acuan tulisan, rekomendasi bacaan lanjutan dan lain-lain. Sesuai namanya catatan kaki letaknya di footer.

4.2.8. Nomor Halaman (Page Number)         
Untuk materi publikasi yang memiliki lebih dari 8 halaman dan memuat banyak topik yang berbeda, sebaiknya menggunakan nomor halaman untuk memudahkan pembaca mengingat lokasi artikel.

4.2.9. Jumps (Jumplines)         
Untuk artikel yang panjang atau halaman yang terbatas perlu membuat sambungannya dihalaman lain. Untuk itu diperlukan teks singkat yang  dapat menginformasikan kepada pembaca. Jumps biasanya tertulis “bersambung ke halaman ...” sedangkan dihalaman sambungannya berbunyi “sambungan dari halaman ...”. sambungan ini disebut dengan Continuation Lines.

4.2.10. Signature (Mandatories)         
Berisikan mengenai informasi atau keterangan yang menyangkut daftar alamat, nomor telepon dan orang yang bisa dihubungi atau informasi  ainnya. Bila menyangkut sebuah acara (event), biasanya disertakan logo- logo penyelenggara, partner dan sponsor. Bahkan pada bagian ini dimuat dalam iklan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap isi iklan. Jika ada pertanyaan maupun komplain sehubungan dengan materi iklan maupun produk yang di iklankan.

4.2.11. Redaksional (Masthead)         
Berisikan informasi tentang penerbitannya seperti nama-nama staf, kontributor, promosi, sirkulasi, cara berlangganan, alamat dan logo penerbit yang terletak pada area halaman tertentu. Masthead biasanya letaknya berdekatan dengan kata pengantar dari sebuah redaksi pada posisi halaman kedua, ketiga atau lebih dan telah mengalami perluasan arti yang sering disamakan artinya dengan nameplate.

4.2.12. Sangkalan Tertentu (Disclaimer)      
Disclaimer adalah sangkalan atau penolakan tertentu untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan. Contohnya adalah isi di luar tanggung jawab percetakan, selama persediaan masih ada, Bank dapat mengubah suku bunga sewaktu-waktu, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, harga dapat berubah sewaktu-waktu, dan sebagainya.

4.3. Klasifikasi Ilustrasi (Image) Dalam Layout Artikel Majalah
Peranan elemen visual atau ilustrasi didalam tipografi merupakan elemen penting untuk memberikan sebuah penjelasan maupun fakta guna memperkuat pesan yang ingin disampaikan dan sebagai daya tarik visual pada isi halaman. Secara bersamaan ilustrasi atau elemen-elemen visual dapat memancing reaksi secara emosional untuk berbagai sensasi, menimbulkan persepsi, memberikan sugesti bahkan memperkaya imajinasi. Pada tiap elemen layout yang terlihat, baik berupa teks maupun ilustrasi harus saling bekerja sama satu sama lain untuk membangun sebuah layout dengan sebuah tujuan dan pesan dari konsep yang dibawanya.

4.3.1. Foto
Media yang memberikan kemampuan dan kredibilitasnya untuk mendapatkan kesan yang ‘dapat dipercaya’ dari kekuatan fotografi. Media masa selalu berusaha untuk menampilkan berita-berita dan informasi seaktual dan seakurat mungkin yang didukung dengan fotografi sebagai acuan untuk dijadikan pembuktian.

4.3.2. Artworks   
Segala jenis karya seni berupa ilustrasi melalui proses gambar tangan (hand drawing) dengan teknik sketsa (sketching) maupun drawing dan sebagainya dengan menggunakan alat seperti pinsil, airbrush, kuas, cat, spidol, dan lain-lain. Beberapa pilihan teknik memvisualisasikan sebuah elemen yang belum tentu teknik fotografi sebuah solusi yang diperlukan dalam menyajikan sebuah visual dengan kebutuhan dan situasi tertentu. Artworks menjadi pilihan yang bisa diandalkan bila diperlukan.
A. Sketching           
Proses pembuatan bentuk atau pencarian bentuk dengan menggunakan garis-garis yang lebih dari satu garis atau goresan-goresan kasar yang belum pasti untuk mencapai terciptanya bentuk visual. Proses pengerjaannya dilakukan dengan teknik goresan tipis seperti pinsil, kuas dan sebagainya.
B. Drawing  
Ilmu menggambar (Drawing) yang perlu dipelajari dan dipahami oleh desainer. Drawing memindahkan suatu objek baik berupa objek (dalam bentuk fisik maupun foto) yang secara langsung bisa dilihat oleh mata, maupun yang ada dalam pikiran maupun imajinasi melalui berbagai media tertentu dengan menggunakan tangan. Oleh karena itu dengan adanya visual/gambar maka desainer berusaha menyampaikan sebuah ide dan maksud yang ada dalam pemikirannya.
Secara umum, menggambar dapat dilakukan dengan berbagai macam alat dan teknik melalui coretan atau goresan di suatu permukaan dengan menekankan alat pada permukaan tersebut. Alat yang umum dipakai adalah pinsil, pena dan tinta, kuas dan tinta, pinsil berwarna, krayon, arang (dikenal dengan pensil konte), dan spidol.

4.3.3. Komputer Grafis (Computer Graphics)         
Menggunakan komputer dalam grafika dikenal dua jenis grafis, yaitu raster atau bitmap dan vektor. Raster yang terdiri dari picture element yang disingkat pixel, yaitu berupa titik-titik yang membentuk sebuah gambar, sedangkan vektor adalah titik dan garis yang membentuk line drawing yang dibuat menggunakan perhitungan secara matematis. Vektor dapat membuat gambar tetap jelas (focus) jika diperbesar ukurannya, walaupun dengan file yang ukurannya lebih kecil.

4.4. Dominasi Pada Ilustrasi
Sebuah perwajahan harus memiliki daya pikat yang kuat, hal ini bisa didapat dengan membuat dominasi pada elemen-elemen yang digunakan.

4.4.1. Dominasi Pada Ukuran 
Sebuah elemen grafis yang memiliki ukuran berbeda dapat menjadi dominan atau mendapatkan perhatian dari khalayak, terutama jika ukurannya lebih besar daripada elemen lainnya.

4.4.2. Dominasi Pada Warna   
Bila melihat suatu karya grafis secara keseluruhan adalah bidang warna, karena bidang itu membentuk arti serta estetika keindahan. Dominasi pada warna tertentu lebih memudahkan dalam mengarahkan pandangan dan konsentrasi saat mencerna karya tersebut.

4.4.3. Dominasi Pada Letak atau Penempatan       
Keberhasilan sebuah karya grafis dan elemennya tidak dapat dilepaskan dari lingkungan dimana karya tersebut berada. Hati-hati dalam meletakan sebuah elemen visual agar dapat berperan dan berpengaruh.

4.5. Klasifikasi Elemen Grafis Dalam Layout Artikel Majalah     
Peranan elemen visual atau ilustrasi di dalam tipografi merupakan hal penting untuk memberikan sebuah penjelasan maupun fakta guna memperkuat pesan yang ingin disampaikan dan sebagai daya tarik visual pada isi halaman.

4.5.1. Garis           
Merupakan elemen desain yang dapat menciptakan kesan estetis dan mempunyai sifat yang fungsioanal dalam membagi suatu area bidang halaman, penyeimbang berat dan sebagai elemen pengikat suatu desain agar terjaga kesatuannya.

4.5.2. Border        
Border artinya garis tepi atau pembatas. Kadang kita bisa memakai ornamen, dekoratif dan elemen grafis tertentu sebagai border. Semua unsur tesebut tidak selalu harus ada dalam sebuah layout. Unsur-unsur tersebut ditampilkan sesuai dengan kebutuhan.

4.5.3. Kotak (Box)           
Box artinya kotak digunakan untuk setiap informasi tambahan baik itu teks maupun visual yang diberikan kotak (box) supaya terlihat lebih rapi dan dapat dibedakan dengan jelas oleh pembaca. Semua unsur tesebut tidak selalu harus ada dalam sebuah layout. Unsur-unsur tersebut bila ditampilkan disesuaikan dengan kebutuhan.

4.5.4. Informational Graphics (Infographics)          
Merupakan fakta-fakta dan data-data statistik hasil dari sebuah survei dan penelitian yang divisualkan dalam bentuk grafik (chart), tabel, diagram, bagan peta dan lain-lain.

4.5.5. Inset (Inline Graphics)    
Elemen visual berukuran kecil yang penempatannya di dalam elemen  visual yang lebih besar dan berfungsi memberikan informasi pendukung bahkan disertai dengan infomasi singkat (caption) maupun callouts. Elemen Inset membantu dalam memperbesar sebuah gambar (zoom) untuk menunjukkan detail pada sebuah gambar.

4.5.6. Point (Bullets)      
Suatu daftar (list) yang mempunyai beberapa baris berurutan kebawah, biasanya di depan tiap barisnya diberi tanda simbol, tanda baca atau ornamenornamen seperti dingbats yang bisa diperoleh dari huruf (font).

4.5.7.  Ruang (Space)    
Dengan ruang, akan dapat merasakan jauh-dekat, tinggi-rendah,  panjang-pendek, kosong-padat, besar-kecil dan lain-lain. Ukuran tersebut sifatnya relatif, besar menurut pengamatan sendiri belum tentu sama dengan besar menurut orang lain. Ukuran-ukuran tersebut muncul karena ada pembanding.
Dalam desain grafis perancangan tata letak memerlukan ruang untuk menempatkan komponen grafis seperti gambar, teks, dan elemen lain akan tetapi tidak sampai menghabiskan ruang desain. Dengan demikian ruang kosong bukan berarti ruang yang tidak bermanfaat atau ruang yang harus diisi. Justru ruang kosong adalah komponen desain grafis,  dan dengan memanfaatkan ruang tersebut rancangan terlihat lebih fokus sehingga lebih komunikatif dan menarik.

sumber :
http://tombaksada.webs.com/tentangtataletak.htm
http://hilmynotes.blogspot.com/

Kamis, 09 April 2015

Membuat Desain Teks



Tata Letak (Layout)
Usaha menyusun, menata dan memadukan unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, warna dan lain-lain) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik, persuasif, menarik, dan mendukung pencapaian tujuan secara cepat dan tepat dikenal dengan istilah tata letak.

Fungsi Tata Letak (Layout)
1.      Mencapai Keharmonisan
2.      Nilai Estetis
3.      Ekonomis
4.      Komunikatif

B.    Prinsip-prinsip yang Berhubungan dengan Layout
1.    Kesederhanaan
Prinsip ini berhubungan dengan kemampuan daya tangkap rata-rata manusia di dalam menerima informasi. Secara insting manusia menginginkan kesederhanaan dalam menerima informasi. Namun dalam penyederhanaan juga harus memperhatikan segmen kepada siapa informasi itu akan disampaikan.
2.    Kontras
Amat diperlukan guna menarik perhatian, memberi penekanan terhadap elemen atau pesan yang ingin disampaikan. Berikut ini tips yang dapat menarik perhatian terhadap pesan yang akan disampaikan, yaitu menggunakan style bold dan italic pada body teks, memilihkan huruf display yang lebih atraktif, gunakan kontras warna, ada tekstur dalam latar belakang, memperbesar bagian tertentu yang ingin ditonjolkan.
3.    Keseimbangan
Suatu hal yang amat penting dalam penyampaian suatu informasi. Keseimbangan dapat merupakan keseimbangan yang formal, dengan susunan yang simetris. Susunan yang simetris mampu memberi kesan yang formal, seimabang, dapat dipercaya dan mapan. Sebaliknya susunan yang asimetris sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu dinamika, energi serta pesan yang tidak formal.
4.    Keharmonisan
Maksud dari harmoni ialah memiliki keselarasan antara satu elemen dengan elemen grafis yang lain. Harmoni dapat diwujudkan dalam 2 bentuk, yaitu:
a.    Harmoni dari segi bentuk
Harmoni yang dilihat dari bentuk ialah dimana adanya keserasian dalam penempatan elemen grafis. Hal itu dapat dilihat dari segi bentuk dan ukurannya apakah itu kartu nama, stiker, poster dan sebagainya. Pemilihan bentuk huruf juga memiliki peranan yang penting sebagaimana untuk tujuan apa desain itu dibuat.
b.     Harmoni dari segi warna
Warna memiliki pengaruh yang amat besar, karena tiap-tiap warna memiliki sifatnya masing-masing, seperti merah yang memiliki arti berani, biru yang memiliki kesan tenang dan lain sebagainya. Lihat kembali tujuan dari desain yang telah dibuat, karena ketepatan dalam memilih
warna dapat membuat informasi yang didalamnya menjadi lebih efektif.
5.    Stressing
Dalam pengertian bahasanya disebut sebagai sebuah penekanan, memiliki fungsi untuk memberikan titik-titik tertentu yang memperoleh fokus perhatian. Streesing lebih mengarah kepada titik perhatian atau eye catching dalam suatu publikasi. Pada sebuah karya grafis memungkinkan adanya lebih dari satu stressing, namun harus dibedakan mana yang akan dijadikan fokus utama agar tidak mengesankan berebut perhatian yang akhirnya membuat pesan didalamnya menjadi tidak efektif.
C.    Grid pada Layout
1.    Grid System
Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid system seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah kompisisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik.
2.    The Golden Section
Di bidang seni grafis, proporsi agung menjadi dasar pembuatan ukuran kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk menyusun keseimbangan sebuah desain. Proporsi agung sudah ditemukan sejak jaman kuno untuk menghadirkan proporsi yang sangat sempurna dan indah. Membagi sebuah garis dengan perbandingan mendekati rasio 8 : 13 berarti bahwa jika garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek hasilnya akan sama dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan garis yang lebih panjang tadi. Proporsi agung juga dikenal dalam istilah deret bilangan fibonacci yaitu deret bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil jumlah dari dua bilangan sebelumnya dan di mulai dari nol. Deret bilangan ini memiliki rasio 8 : 13 yaitu rasio proporsi agung. Bilangan ini sering dipakai dalam pengukuran bangunan, arsitektur, karya seni, huruf hingga layout sebuah halaman karena proporsinya yang harmonis. 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 144 233 377…
3.    The symetrical grid
Dalam grid simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis seperti bayangan cermin dari halaman kiri. Ini memberikan dua margin yang sama baik margin luar maupun margin dalam. Untuk menjaga proporsi, margin luar memiliki bidang yang lebih lebar. Layout klasik yang dipelopori oleh Jan Tschichold (1902-1974) seorang typographer dari Jerman ini didasari ukuran halaman dengan proporsi 2:3.
D.    Mengorganisir Layout
Layout yang baik mudah untuk mengikuti dan memberikan fokus jelas kepada khalayak untuk membantu agar mudah menemukan cara mereka melalui publikasi, presentasi, atau halaman web. Mengatur dan menekankan informasi Anda untuk membuat pesan Anda sebagai jelas mungkin. Memutuskan apa yang ingin pembaca untuk melihat atau membaca posisi pertama dan itu yang sesuai, kemudian memutuskan apa yang ingin pembaca untuk membaca atau melihat berikutnya. Kualitas tata letak Anda menentukan seberapa cepat pembaca Anda akan diarahkan melalui publikasi cepat dan bagaimana mereka akan dapat membacanya. Pedoman untuk Mengorganisir Layouts:
1.    Menggunakan berbagai jenis ukuran untuk berbagai elemen.
2.    Membentuk suatu hirarki dari jenis ukuran untuk utama, subheads, teks, dan lain-lain sesuai dengan format.
3.    Semua format utama sama, semua teks harus diformat sama, dll
4.    Membuat elemen yang paling pentingagar khalayak bisa menemukan hal yang besar pada hal-hal yang kecil.
5.    Menggunakan rules (baris) untuk memisahkan informasi ke dalam grup.
6.    Menggunakan berbagai jenisketebalan font.
7.    Gunakan spasi kosong untuk tujuan desain dalam publikasi.
8.    Informasi posisi penting di sudut kiri atas. Di sudut kiri atas biasanya membaca terlebih dahulu. Menempatkan kotak sekitar informasi penting.
9.    Berikan bullet pada item-item yang penting.
10.    Gunakan warna kebalikan (jenis putih pada latar belakang gelap) untuk memisahkan atau menekankan.
Panduan umum untuk Layouts:
1.    Menentukan tujuan anda publikasi, presentasi, atau situs web anda sebelum anda mulai Layout.
2.    Membuat dasar pesan yang akan disampaikan dan rencana tata ruang di sekitarnya.
3.    Pilih yang sesuai jenis media (halaman web, presentasi, cetak buku, newsletter, atau brosur, dll) dan ukuran.
4.    Mengidentifikasi target pemirsa tersebut, kemudian menulis dan mendesain publikasi, presentasi, atau situs web agar selalu berada dalam benak khalayak.
5.    Mempertimbangkan kepentingan mereka, membaca tingkat, latar belakang, dll..
7 TIPS: MEMBUAT KOMPOSISI / LAYOUT HALAMAN YANG BAIK
1. SEJAJARKAN MASING-MASING ELEMEN DESAIN DALAM GRID/KISI-KISI

Tempatkan setiap teks atau elemen grafis pada halaman sehingga mereka memiliki koneksi visual  satu sama lain. Anda dapat menggunakan keselarasan horizontal atau vertikal, menyelaraskan objek di sepanjang tepi yang sama atau center. Layout yang teratur dan selaras sangat penting karena mata dan otak kita mendambakan sejumlah keteraturan dan konsistensi.
2. PILIH VISUAL TUNGGAL ATAU MEMBUAT KONEKSI VISUAL YANG KUAT

Salah satu layout sederhana dan mungkin paling kuat adalah menggunakan satu visual yang kuat. Namun, jika menggunakan beberapa gambar, buatlah mereka terhubung dengan baik melalui penyelarasan dan kedekatan – mengelompokkan gambar sehingga mereka membentuk unit visual yang tunggal dan menyelaraskan mereka dengan cara yang sama.
3. KESEIMBANGAN TATA LETAK VISUAL / TEKS

Sangat penting menciptakan keseimbangan yang tepat baik tentang jumlah teks dan elemen grafis dan bagaimana mereka diatur pada halaman. Layout asimetris cenderung membuat tata letak yang lebih dinamis. Jangan ragu menggunakan dari kolom asimetris atau ganjil untuk visual dan teks. Keseimbangan simetris atau penggunaan elemen bahkan seperti dua atau empat kolom atau blok dari 4 gambar umumnya menghasilkan tata letak formal yang lebih statis.
4. ATURAN SEPERTIGA

Terkait dengan keseimbangan, aturan sepertiga menunjukkan bahwa komposisi yang lebih baik  jika pengaturan teks dan grafis dapat ditempatkan menggunakan salah satu pedoman:
a.       elemen yang paling penting diberi ruang yang lebih atau kurang merata dalam sepertiga vertikal atau horizontal
b.      elemen yang paling penting terkonsentrasi di ketiga atas atau bawah halaman
c.       elemen yang paling penting berpusat pada salah satu titik di mana garis berpotongan dari hasil pembagian halaman menjadi tiga bagian horizontal dan vertikal
5. MENAMBAHKAN RUANG KOSONG DI TEMPAT YANG TEPAT

Sama pentingnya dengan teks dan gambar pada halaman adalah ruang kosong. Menjejalkan terlalu banyak pada halaman meskipun itu  selaras dan seimbang dan menggunakan aturan pertiga dapat merusak komposisi. Halaman membutuhkan ruang untuk bernafas. Tempat terbaik untuk ruang putih di sekitar tepi halaman dan tepi teks atau elemen grafis sehingga tidak terjebak di tengah-tengah halaman tapi menambah paragraf, baris, dan letterspacing juga dapat berfungsing menambah ruang kosong.
6. GUNAKAN DUA ATAU LEBIH DARI ELEMEN DESAIN YANG SAMA

Jika salah satu baik, dua lebih baik? Kadang-kadang, ya. Pengulangan bisa datang dalam bentuk penggunaan konsisten keselarasan, menggunakan warna yang sama untuk item terkait (seperti kutipan atau headline), dengan menggunakan gaya yang sama atau ukuran grafis, atau hanya menempatkan nomor halaman di tempat yang sama di seluruh publikasi.
7. TEKANKAN PERBEDAAN ANTAR UNSUR DESAIN

Memang baik menggunakan aspek komposisi halaman dengan elemen yang sama – alignment yang sama, konsistensi penggunaan warna – namun ada baiknya kita menggunakan beberapa hal yang berbeda, menggunakan elemen kontras termasuk warna dan keselarasan. Semakin besar perbedaannya semakin besar kontras dan tata letak yang lebih efektif. Contoh sederhana menggunakan penekanan pada headline dengan menggunakan jenis dan ukuran teks yang berbeda atau menggunakan ukuran yang berbeda atau warna teks berbeda untuk keterangan, kutipan, dan nomor halaman.


Sumber :




Selasa, 28 Januari 2014

1.4 Mengatur komponen PC menggunakan software (melalui setup BIOS dan aktifasi komponen sistem operasi).


1.4 Mengatur komponen PC menggunakan software (melalui setup BIOS dan aktifasi komponen sistem operasi).


1.    Menekan tombol delete sebagai boot up. Ini adalah utama bios menu setup.

2.    Memilih menu Tweeker Cerdas dengan menekan enter. Menekan back untuk kembali ke menu sebelumnya.
3.     Memasukkan fitur CMOS Standar.
4.     Kali ini kita akan memasuki fitur Advanced BIOS.
5.     Membuat perangkat boot pertama kami CDROM, dan perangkat boot kedua sebagai harddisk.
6.      Dengan melakukan ini bisa memastikan bahwa booting komputer dari DVD Windows 7 yang ditempatkan di DVD drive. Jika hard disk disetel ke perangkat boot pertama tidak akan boot karena tidak memiliki sistem operasi yang terpasang.
7.      Akhirnya dapat menyimpan & keluar setup. Pada tahap ini dapat menempatkan sebuah sistem operasi disk dalam drive DVD dan siap untuk menginstal sistem operasi yang dipilih.

1.5 Menyambung Periferal Menggunakan Software

1.5 Menyambung Periferal Menggunakan Software
Periferal adalah perangkat input maupun output yang merupakan pelengkap atau tambahan pada sebuah sistem komputer. Contoh : printer, scanner, dan modem eksternal.
Prosedur umum penyambungan periferal
Secara umum, cara menyambung periferal baru ke komputer agar dapat dipergunakan adalah :
   1.      Mengaktifkan komputer
   2.      Menghubungkan kabel koneksi periferal ke komputer melalui I/O yang sesuai
   3.      Menghubungkan periferal dengan sumber tenaga listrik
   4.      Menginstall software driver bawaan periferal ke komputer
   5.      Periferal siap digunakan

Scanner
Scanner adalah suatu alat elektronik yang fungsinya mirip dengan mesin fotocopy. Hasil dari scanner ditampilkan pada layar monitor komputer kemudian dapat dirubah dan dimodifikasi sehingga tampilan dan hasilnya menjadi bagus yang kemudian dapat disimpan sebagai file text, dokumen, dan gambar. Cara menyambung periferal scanner baru ke komputer agar dapat dipergunakan adalah :
·         Menancapkan kabel scanner pada konektor USB port pada komputer
·         Memasukkan CD Driver Scanner
·         Memilih bahasa yang akan dipergunakan dalam proses instalasi
·         Memilih software yang diinstall
·         Memilih Install the Software
·         Memilih software yang akan diinstall dan yang tidak diinstall. Kemudian klik tombol Start Installasion
·         Mengikuti konfirmasi yang ditampilkan dan setelah selesai proses instalasi, Scanner siap digunakan

Kesimpulan :
   1.      Setiap pemasangan periferal baru pada PC, harus dilakukan setting pada BIOS untuk mengaktifkan periferal tersebut dan menginstalasi driver periferal tersebut ke sistem komputer.
   2.      Setting dan instalasi driver tergantung pada sistem operasi yang digunakan.

   3.      Dalam penyetingan dan instalasi setiap periferal pada umumnya telah diberikan pada buku manual referensinya atau file help atau readme pada disket/CD driver yang dibawakannya.
1.3 Melakukan Keselamatan Kerja dalam Merakit Komputer
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan perakitan PC,yaitu memperhatikan keselamatan kerja perakitan komputer. Hal-hal tersebut meliputi :
   -          Pastikan tangan dalam kondisi kering
   -          Menggunakan peralatan sebagaimana fungsinya  
   -          Hindari memegang langsung chip IC pada komponen seperti processor dan motherboard untuk menghindari listrik statis pada tubuh
   -          Menggunakan alas kaki karet atau melakukan perakitan di atas karpet untuk menghindari kejutan listrik
   -          Mengindari penggunaan perhiasan dari logam seperti cincin, gelang, dan jam tangan
   -         Melakukan perakitan PC di ruangan tertutup dan bebas debu
   -          Menempatkan air minum jauh dari tempat melakukan perakitan PC
   -          Menggunakan lampu penerangan yang cukup kuat

Persiapan dalam melakukan Perakitan Komputer
   1.      Penentuan Konfigurasi Komputer
Faktor kesesuaian atau kompabilitas dari komponen terhadap motherboard harus diperhatikan karena setiap jenis motherboard mendukung jenis processor, modul memori, port dan I/O bus yang berbeda-beda.

   2.      Persiapan Komponen dan Perlengkapan
Komponen komputer beserta perlengkapan untuk perakitan disiapkan sebelum melakukan perakitan untuk memudahkan proses perakitan PC. Perlengkapan yang disiapkan terdiri dari:
o   Komponen komputer
o   Kelengkapan komponen seperti kabel,baut,sekrup,jumper,dan sebagainya
o   Buku manual dan referensi dari komponen
o   Alat bantu berupa obeng
Software sistem operasi, device driver,program aplikasi, dan buku manual diperlukan sebagai rujukan untuk mengetahui diagram posisi dari elemen koneksi (konektor,port dan slot) serta elemen konfigurasi (jumper dan switch) beserta cara setting jumper dan switch yang sesuai untuk komputer yang dirakit. Disket atau CD software diperlukan untuk menginstall sistem operasi,device driver dari piranti, dan program aplikasi pada komputer yang selesai dirakit.
                                                                                                    
   3.      Pengamanan
Tindakan pengamanan diperlukan untuk menghindari masalah seperti kerusakan komponen oleh muatan listrik statis,  jatuh, panas berlebihan atau tumpahan cairan. Pencegahan kerusakana karena listrik statis dengan cara:
§  Menggunakan gelang anti statis atau menyentuh permukaan logam pada casing sebelum memegang komponen untuk membuang muatan statis

§  Tidak memegang langsung komponen elekronik, konektor atau jalur rangkaian tetapi memegang pada bagian logam atau plastik yang terdapat pada komponen